Permintaan pangan domestik negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) diperkirakan mencapai 974 miliar dolar AS, atau mencapai 16 persen dari konsumsi pangan dunia. Indonesia pun menduduki peringkat indeks pertama investasi di sektor pangan dan agrikultur negara anggota OKI.

Hasil bumi Indonesia itu tak ayal semakin memudahkan produsen dalam memperoleh bahan baku. Tak heran jika kemudian banyak perusahaan multinasional mendirikan pabriknya di tanah air, seperti Unilever, Coca-Cola, dan Kraft Foods. Selain itu, pemain lokal juga mulai unjuk gigi, seperti Kalbe, Ultrajaya, Garuda Food, dan Sinar Sosro. Baca: Investor PeDe Bangun Pabrik di Indonesia
Saat ini nilai pasar pangan Indonesia diproyeksikan lebih dari Rp 500 triliun (42,5 miliar dolar AS). Peluang pasar itu pun turut menarik sejumlah proyek investasi pabrik dalam beberapa tahun terakhir. Penanaman investasi asing langsung di Indonesia meningkat lebih dari 400 persen, dari 194 proyek pada 2010 menjadi 797 proyek pada 2013. Proyek pengolahan pangan dan perkebunan juga naik 327 persen dalam empat tahun terakhir.
Secara umum sektor pangan dan agrikultur di pasar muslim sangat prospektif. Dari Food & Agriculture Investment Index, Indonesia, Malaysia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Turki menjadi top hot-spot investasi pangan dan agrikultur. Sub-sektor yang menjadi kunci investasi adalah ritel, minyak nabati, daging dan jeroan halal, makanan ternak, produk susu olahan, gula, manisan dan coklat. Baca Juga: Perbankan Harus Dukung Program Swasembada Pangan. [su_pullquote align=”right”]“Ekspor pasar negara anggota OKI pada 2013 mencapai 118 miliar dolar AS, atau sekitar 8 persen dari ekspor pangan dunia”[/su_pullquote]
Ekspor pasar negara anggota OKI pada 2013 mencapai 118 miliar dolar AS, atau sekitar 8 persen dari ekspor pangan dunia. Sedangkan, angka impor mencapai 189 miliar dolar AS, atau 13 persen dari impor pangan dunia. Dengan tumbuh pesatnya demografi muslim dunia, meningkatnya kelas menengah muslim, dan kian ekspansifnya perusahaan domestik negara mayoritas muslim menuju ranah global membuat pasar muslim menjadi salah satu pusat pertumbuhan yang tak bisa diabaikan.

