Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono, mengajak Warga usia lansia (Wulan) untuk bergabung dengan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) dalam upaya mengentaskan kemiskinan di Indonesia.

Wulan merayakan Ulang Tahun ke-8 di Jakarta, pada Sabtu (11/4). Acara ini dihadiri oleh Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono, Asisten Kesra Pemkot Jaksel Makmur HN, Koordinator Wulan Jakarta Selatan Soemakno Iswadi, Ketua Yayasan Dharma Wulan Titus Kurniadi dan sejumlah perwakilan Wulan dari Jakarta, Bandung, Bogor, dan Tegal.
Dalam sambutannya, Haryono Suyono, mengajak Warga usia lanjut (Wulan) di seluruh Indonesia untuk ikut membantu pengembangan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya), dengan membuat program untuk mengentaskan kemiskinan.
“Saya mengajak para Wulan untuk bergabung ke Posdaya yang tersebar di sejumlah kota di Indonesia. Karena banyak kegiatan Posdaya yang terbukti mampu mengentaskan kemiskinan,” kata Haryono, dalam peringatan Hati Ulang Tahun (HUT) Wulan ke-8 di Jakarta, Sabtu (11/4).
Haryono menjelaskan, keberadaan Posdaya, yang saat ini meski sudah berkembang pesat. Yakni sebanyak 35 ribu Posdaya sudah menyebar di sejumlah provinsi di ratusan kabupaten dan kota di Indonesia. Program Posdaya juga didukung oleh 235 perguruan tinggi yang berada tidak jauh dari lokasi kampus.
Namun demikian, tegas Haryono. tetap membutuhkan bantuan dari warga mampu, terutama Wulan. ”Karena program pemberdayaan keluarga miskin, tidak hanya butuh sentuhan modal uang, tetapi juga modal pemikiran yang kreatif untuk tumbuh dan berkembang,” tegas mantan Menkokesra ini. Baca: Pemberdayaan Keluarga Melalui Bank Sampah
Adapun kegiatan Posdaya dalam pemberdayaan masyarakat, lanjut Haryono, khususnya untuk keluarga miskin di bidang pendidikan, kesehatan, ekonowi (wirausaha) dan masih banyak lagi. Selain itu juga melakukan pendampingan bagi penyandang disabilitas. ”Posdaya memelihara prinsip gotong-royong. Kami mempunyai program lansia peduli tiga generai dan lima kegiatan utama yang disingkat 2M mengapit 2W,” ujarnya.
Haryono pun memaparkan, M pertama adalah Maton, yaitu kegiatan keagamaan dann budaya yang meliputi keimanan, ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kegiatan budaya, Pancasila, dan gotong royong.
Kemudian W pertama, adalah waras atau sehat. Artinya Posdaya harus membuat kegiatan dalam bidang kesehatan. Sedangkan, W yang kedua adalah Wasis yang artinya pandai. Maksudnya, kata Haryono, setiap anak usia 4-17 tahun harus sekolah. Adapun W ketiga adalah Wareg yang artinya kenyang. Maksudnya, setiap harus kenyang, karena itu mereka harus diberdayakan agar tidak berada dalam lingkaran kemiskinan.
Untuk M terakhir, mantan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) ini menjelaskan artunya adalah mapan. Yakni maksudnya, memiliki rumah sehat dengan halaman yang dijadikan sebagai kebun bergizi.”Kebun bergizi ini bisa ditanami aneka sayuran, buah-buahan dan obat-obatan. Hasilnya bisa dinikmati keluarga posdaya tersebut, dan bahkan di pasarkan kepada anggota posdaya lainnya,” pungkas Haryono.
Sementara itu, Ketua Yayasan Dharma Wulan, Titus Kurniadi dan Koordinator Wulan Jakarta Selatan Soemakno Iswadi, menyambut baik ajakan Haryono Suyono untuk mengembangkan Posdaya. Menurut Titus, pihaknya selalu mengajak mereka untuk aktif berkegiatan sosial, wirausaha, menjadi agen penting dalam gerakan keluarga berencana (KB) dan lainnya. Hal ini, agar mereka tetap aktif dan produkti serta menjadi contoh bagi para keluarga muda. ”Kami juga akan mendukung pengembangan program-program Posdaya,” ujarnya. Baca: Posdaya Dorong Pembentukan Relawan Penyuluh Perikanan

