BTN Luncurkan Housing Index

[sc name="adsensepostbottom"]

BTN memprakarsai terbentuknya Housing Index yang bisa menjadi acuan pengambilan kebijakan atau keputusan bisnis menyangkut perumahan.

rumahPermasalahan perumahan di Indonesia memerlukan perhatian banyak pihak untuk mencarikan solusi penanganannya. Rumah telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat di Indonesia setelah pangan dan sandang. Oleh karena itu Pemerintah pun mulai serius menangani masalah pemenuhan kebutuhan pokok akan papan ini dengan diluncurkannya program sejuta rumah. Bank BTN pun sangat siap mendukung program tersebut.

“Kami sangat mendukung program ini dan sebagai pemain terbesar dalam bisnis pembiayaan perumahan di Indonesia, BTN memprakarsai terbentuknya Housing Index, yang dapat dipakai sebagai salah satu pertimbangan teknis dalam pengambilan kebijakan atau keputusan bisnis menyangkut perumahan,” demikian jelas Direktur Bank BTN – Mansyur S. Nasution usai meresmikan Office of BTN Housing Finance Center, di bilangan Menteng, Jakarta, (20/4/2015).

BTN Housing Index (BTNHI) ini diharapkan dapat membantu pemerintah atau pengembang bahkan masyarakat terkait dengan bisnis pembiayaan perumahan. Index tentang bisnis pembiayaan perumahan secara nasional tersaji dalam BTNHI. Data yang ada sangat terukur karena potret yang dipakai adalah kredit-kredit yang disalurkan Bank BTN pada industry perumahan secara nasional. Data dalam BTNHI dapat dimanfaatkan untuk mengetahui potensi bisnis pembangunan perumahan pada wilayah tertentu, sekaligus dapat melihat pertumbuhan harga-harga properti di daerah.

“Ini penting dalam pengambilan kebijakan terutama bagi stakeholder menyangkut program perumahan nasional. Kami optimis BTN Housing Index akan menjadi bagian strategis dalam pengembangan bisnis pembiayaan perumahan di Indonesia karena dikelola langsung dari sumbernya,”  jelas Mansyur lagi.

Yang menarik adalah BTNHI tidak sama dengan Indeks Harga Properti Residensial Bank Indonesia. BTNHI dihitung berdasarkan transaksi riil nasabah Bank BTN. Sementara HPRBI berdasarkan harga listing pengembang yang dijadikan responden. Determinasi harga dalam BTNHI mencakup primer dan sekunder. HPRBI hanya mencakup harga sekunder. BTNHI diharapkan dapat melengkapi data yang sudah ada saat ini dengan layanan yang berbeda.

Sebagai salah satu contoh, Mansyur menjelaskan, BTNHI untuk rumah tapak secara nasional tipe dibawah 36M2 tumbuh melambat pada triwulan IV tahun 2014 setelah pada periode-periode sebelumnya mengalami kenaikan. BTNHI untuk tipe ini tercata sebesar 118,9 atau tumbuh 3,84% (qoq). Sementara untuk harga rata-rata untuk tipe rumah pada jenis ini naik 3,99% atau tumbuh lebih rendah dibandingkan Triwulan II dan III tahun 2014 yang masing-masing naik 8,55% dan 8,79%. Harga rata-rata untuk tipe ini tercata sebesar Rp.221,3 Juta pada Triwulan IV tahun 2014.

Sementara itu Office of BTN HFC, menurut Mansyur, akan menjadi pengelola pusat pembelajaran perbankan dan riset perumahan yang profesional dan terkemuka di Indonesia. “BTN HFC akan menjadi sumber inspirasi para pelaku bisnis di bidang pembiayaan perumahan. Menjawab kebutuhan bisnis pembiayaan perumahan, apakah itu dari dunia perbankan ataupun para pelaku pembangunan perumahan, BTN HFC adalah tempatnya. Ini akan menjadi pusat menjawab kebutuhan masalah perumahan di Indonesia,” tambah Mansyur lagi.

“BTN HFC saat ini sudah dapat dimanfaatkan sebagai Learning Center edukasi perbankan dan pembiayaan perumahan Indonesia dengan berbagai bentuk program pelatihan seperti seminar, workshop dan short course yang bersertifikasi serta online subscription sebagai portal ilmu pengetahuan. Fungsi sebagai research center sudah dihasilkan dalam bentuk BTN Housing Index,” demikian ungkap Mansyur – Direktur Bank BTN menutup pembicaraan.