Sukuk bertenor jangka pendek dan menengah telah cukup lama diminati para investor. Namun, tren yang berkembang saat ini menunjukkan sukuk berjangka panjang mulai menjadi favorit.

Pada pekan ini saja ada dua entitas di Malaysia yang mengungkapkan rencana penerbitan sukuk bertenor 30 tahun, yaitu penyedia layanan minyak dan gas SapuraKencana Petroleum dan penyedia jasa komunikasi Maxis. Keputusan tersebut disinyalir turut dipengaruhi oleh penerbitan sukuk negara Malaysia pada awal April 2015, yang bertenor 10 dan 30 tahun. Baca Juga: Sukuk untuk Pembiayaan Pertanian? Kenapa Tidak!
Sebagaimana dikutip dari Islamic Finance News, Kamis (18/6), hal serupa dilakukan pula pemerintah Indonesia yang menerbitkan sukuk bertenor 10 tahun senilai 2 miliar dolar AS pada Mei 2015. Begitu juga dengan Turki yang menerbitkan sukuk bertenor 10 tahun enam bulan lalu. Tren penerbitan sukuk berjangka panjang ini pun membuka peluang bagi korporasi untuk melakukan hal yang sama.
Perkembangan ini tak hanya menunjukkan kedalaman dan kematangan lanskap pasar sukuk, tetapi juga memfasilitasi terciptanya acuan baru yang sama pentingnya. Data S&P Dow Jones Indices menunjukkan surat utang jangka panjang memiliki performa lebih baik daripada yang berjangka pendek. Hal tersebut menghentikan kekuatiran akan hasil investasi sukuk jangka panjang. Baca: Tabungan Haji untuk Anak Berbasis Sukuk
Banyak negara saat ini memasuki periode pertumbuhan infrastruktur yang kuat. Dengan Islamic Development Bank yang menempatkan pembiayaan infrastruktur sebagai agenda teratas melalui kerjasamanya dengan Asian Infrastructure Investment Bank dan pendirian Islamic Investment Infrastructure Bank, maka tak menutup kemungkinan ke depannya akan ada peningkatan permintaan akan instrumen berjangka panjang, termasuk sukuk.

