Kendati pasar sukuk masih didominasi oleh sukuk bertenor kurang dari 5 tahun, permintaan investor akan sukuk dengan tenor 10 sampai 30 tahun terus meningkat.

Dalam laporan terbarunya, Standard & Poor’s menyatakan investor tetap meminati pasar sukuk dan cenderung mencari sukuk dengan tenor panjang dan imbal hasil yang lebih tinggi. Dikutip dari Islamic Finance News, Selasa (28/7), walaupun pasar sukuk didominasi oleh sukuk berjangka pendek (dengan tenor kurang dari lima tahun) sekitar 58 persen, sukuk bertenor jangka panjang dengan waktu jatuh tempo antara 10 tahun dan 30 tahun mulai meraih momentumnya dan lebih populer di kalangan penerbit sukuk dan investor.
”Saat ini ada beberapa sukuk yang reguler diterbitkan di pasar; sementara penerbit sukuk berupaya mendiversifikasi sumber pendanaan dan memperluas pangsa pasarnya, ada beberapa penerbit sukuk yang menerbitkan sukuk untuk memenuhi persyaratan Basel III,” demikian pernyataan Standard & Poor’s. Baca: Sukuk Bertenor Jangka Panjang Kian Diminati
Dalam enam bulan pertama tahun ini, total penerbitan sukuk global meningkat 28 persen (year-on-year) dengan nilai 7,75 miliar dolar AS. Kawasan Teluk menjadi pemimpin pangsa pasar dengan prosentase 53 persen (Uni Emirat Arab memegang 26 persen diantaranya). Diikuti oleh Indonesia dengan pangsa pasar 13 persen, dan Malaysia serta Turki masing-masing sebesar 10 persen.
“Pasar sukuk terus menunjukkan perkembangan positif dengan bertumbuhnya pangsa pasar dan profil penerbit sukuk yang semakin luas. Ke depannya pertumbuhan dapat didorong oleh semakin beragamnya basis investor dan regulasi keuangan syariah yang mendukung dari regulator,” jelas Standars & Poor’s. Baca: Bank Konvensional Bisa Jual-Beli Sukuk

