Kurangnya sosialisasi tentang sukuk masih menjadi tantangan dalam penerbitan instrumen surat berharga syariah tersebut. Contohnya adalah Turki.

“Kami memiliki isu saat bookbuilding karena kondisi perekonomian saat ini turut memengaruhi keputusan investor,” kata seorang sumber di Halk Invest yang enggan disebut namanya, dikutip dari Islamic Finance News, Selasa (4/8). Halk Invest adalah bookrunner dari penerbitan sukuk Kuveyt Turk. Baca: Kuveyt Turk Terbitkan Sukuk
Narasumber itu juga menyebutkan jumlah penawaran sukuk dikurangi karena permintaan investor menurun. Turki menjadi salah satu negara yang sedang berkembang, dengan pertumbuhan 4,12 persen pada 2013. Namun, sekarang ini Turki dinilai memasuki masa penuh tantangan. Di saat pemerintah berupaya mengembalikan pertumbuhan ekonomi ke level 9,15 persen seperti pada 2010, di sisi lain pemerintah Turki juga memutuskan untuk bergabung memerangi ISIS.
Selain itu, dalam kurun waktu satu tahun terakhir, tren penerbitan sukuk juga turut berubah. Penerbit sukuk mengubah strategi penawaran sukuk dari penawaran umum menjadi menargetkan inevstor secara individu dan investor baru demi untuk menarik perhatian investor dan memeroleh dana besar. Baca: Sukuk Berjangka Panjang dan Imbal Hasil Tinggi Jadi Incaran Investor
Sementara, isu fundamental mengenai sukuk juga masih hadir, yaitu minimnya pengetahuan mengenai sukuk. “Kurangnya pengetahuan menjadi salah satu tantangan terbesar untuk penerbitan sukuk di Turki,” kata narasumber Halk Invest. Pasalnya, penerbitan sukuk masih merupakan hal baru di negara tersebut.

