Wakil Presiden Jusuf Kalla menandatangi prasasti sebagai tanda kehadiran PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) di Korea. Pendandatangan ini merupakan bentuk dukungan pemerintah atas upaya BNI memperluas jaringan bisnis di Korea.

Ceremony ini merupakan bagian dari persiapan BNI untuk mendapatkan Main Licence dari Financial Supervisory Commission (FSC)agar dapat beroperasi di Seoul. Saat ini, BNI sudah mengantungi Preliminary Licence yang dapat digunakan untuk mempersiapkan infrastruktur dan sumber dayanya.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliamad D Hadad mengatakan, OJK meminta agar BNI bisa membuka Desk Korea untuk fasilitas hubungan ekonomi Indonesia dengan Korea. Banyak sekali potensi investasi di Indonesia yang dapat difasilitasi.
“Kami juga mendorong agar pengusaha Indonesia masuk ke Korea, karena perbankan akan efektif bernisnis apabila sektor riilnya juga maju,” kata Mulimana, saat mendampingi Presiden Jusuf Kalla dalam pendatangan prasantri BNI di Korea,Minggu (28/8) seperti dalam rilisnya yang diterima MySharing, Senin (31/8).
Sebelumnya, kata Muliaman, OJK memberi peluang untuk memfasilitasi BNI membuka cabang di Korea sebagai bagian dari prinsip resiprokal dengan FSC Republik Korea. Sebelumnya, BNI telah mengirim surat ke OJK pada tanggal 2 Oktober 2014 perihal permohonan Pembukaan Kantor Cabang BNI Luar Negeri Korea Selatan. Kemudian OJK memberikan persetujuan pembukaan cabang BNI Soeul pada 21 November 2014. Peluang semakin lebar setelah FSC memberikan Preliminary Licence pada 4 April 2015.
Sementara itu, Achmad Baiquni mengatakan, misi utama BNI dalam memperluas jaringan ke Korea adalah ingin berperan aktif dalam memperlancar interaksi keuangan antar entitas bisnis di Korea Selatan yang memiliki bisnis di Indonesia dan sebaliknya. Berbagai layanan yang siap diberikan oleh BNI melalui kantor cabang luar negeri ke-6 ini adalah Trade Finance, Remitansi, Offshore Loan, Conventional Funding, hingga Treasury Business.
Model bisnis yang akan dikembangkan BNI dengan cabang terbarunya ini akan semakin menajamkan hubungan kerja sama dengan beberapa bank regional asal Korea yang selama ini sudah dilakukan yaitu dengan Nonghyup Bank, Kookmin Bank, dan Kexim Bank.
“Salah satu manfaatnya antara lain memberikan pinjaman rupiah kepada perusahaan-perusahaan Korea yang ingin mengembangkan bisnis di Indonesia dengan rate yang lebih kompetitif,” kata Achmad.
Achmad menuturkan, potensi bisnis perbankan utama yang diberikan adalah pelayanan ekspor impor meningat Indonesia dan Korea Selatan merupakan mitra dagang yang sudah berhubungan lebih dari empat dasawarsa. Potensi Trade Finance Services dapat diperoleh dari pembukaan Letter of Credit (L/C), pembiayaan ekspor, forfaiting, hingga Offshare Loan, juga tidak menutup kemungkinan pembukaan ATM di Seoul.
“BNI Seoul dapat melayani pembukaan L/C sekitar 10 persen dari jumlah pembukaan L/C di kantor pusat di Jakarta, dan melayani Usance Payable At Sight Refinancing sekitar 20 persen dari total eskpor yang dilayani di kantor pusat Jakarta,” pungkas Achmad.
Penandatangan Prasasti Gedung Kantor BNI Seoul itu bersamaan dengan acara Business Gathering yang diselenggarakan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) RI dan Kedutaan Besar RI untuk REpublik Korea di Seoul. Hadir pada acara ini Ketua Dewan Komisioner OJK RI Muliaman D Hadad, Duta Besar RI untuk Republik Korea John A Prasetio, Kepala BKPM Franky Sibarani, Direktur Utama BNI Achmad Baiquni dan 100 eksekutif perusahaan dari perbankan, biro hukum dan kalangan bisnis Korea.

