Keluarga tak lagi menjadi harapan utama masyarakat Indonesia untuk menunjang keuangan di masa pensiun. Untuk itu peran pemerintah dan industri penyedia jasa keuangan diharapkan dapat lebih ditingkatkan.

Pendiri Global Aging Institute Richard Jackson, mengatakan dari hasil temuan survei bertajuk Dari Tantangan Menjadi Peluang: Survei Pensiunan di Asia Timur Gelombang ke-2 menunjukkan bahwa para pensiunan di Asia Timur menemukan diri mereka berada pada posisi yang sulit. “Jaringan dukungan keluarga yang tradisional telah berkurang, sementara dukungan pemerintah dan jaringan pelindung yang memadai di pasar belum ada di tempat,” ujar Jackson, dalam Kuliah Umum The Future of Retirement in Asia di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Rabu (2/9).
Alternatif yang layak untuk menutup kesenjangan perlindungan di masa pensiun dinilai masih kurang. Oleh karena itu, menurut Jackson, ada peran penting yang harus dijalankan oleh pemerintah dan industri jasa keuangan. Survei ini pun menyarankan delapan langkah strategis untuk diambil oleh para pembuat kebijakan dan industri jasa keuangan. Baca: Menjangkau Proteksi Masyarakat Menengah Bawah dengan Asuransi Mikro Syariah
Bagi pembuat kebijakan langkah yang dapat diambil adalah mengembangkan sistem pensiun negara yang lebih memadai, mendorong atau mengharuskan para pekerja menabung lebih banyak untuk masa pensiun mereka, membentuk dasar yang lebih kuat untuk perlindungan atas kemiskinan pada lansia, dan meningkatkan usia pensiun dan mendorong masa kerja yang lebih lama. “Saya rasa tidak harus membatasi usia pensiun. Minimum usia pensiun menurut saya 60 tahun, tapi sebenarnya orang seharusnya dibebaskan untuk bekerja selama ia produktif,” tukas Jackson.
Sementara bagi penyedia jasa keuangan, langkah strategis yang dapat diambil adalah mengedukasi masyarakat tentang pentingnya peran dari industri jasa keuangan dalam mendorong simpanan masa pensiun, membantu pekerja saat ini untuk mengubah cita-cita mereka mengenai tabungan pensiun menjadi kenyataan, merancang dan memasarkan produk dan jasa keuangan bagi para pekerja yang ingin bertanggung jawab dalam melindungi masa pensiun mereka sendiri, serta memuaskan permintaan masyarakat akan produk keuangan yang mengubah tabungan keluarga dan pesangon pensiun menjadi aliran pendapatan di masa pensiun. Baca: Keluarga Tak Lagi Jadi Tempat Bergantung di Masa Pensiun
Presiden Direktur Prudential Indonesia Rinaldi Mudahar, mengatakan percepatan pertumbuhan jumlah penduduk berusia lanjut di Asia adalah tren yang tidak dapat diubah dan memberikan berbagai tantangan bagi masyarakat saat ini. “Menutup kesenjangan yang berkembang dalam perlindungan lansia membutuhkan solusi dari sektor pemerintah dan swasta. Sektor asuransi dan manajemen aset bisa menjalankan peran yang penting dalam mengurangi tekanan pada anggaran pemerintah ketika masyarakat semakin menua,” jelas Rinaldi.

