Kementerian Perdagangan tetap optimis melihat pasar di Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Guna mengoptimalkan ekspor ke negara tirai bambu tersebut, Kemendag mendirikan House of Indonesia.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemenda – Nus Nuzulia Ishak akan memanfaatkan setiap peluang untuk meningkatkan ekspor terutama ke pasar Tiongkok.
“Kita (Kemendag) tak akan gentar. Potensi pasar RRT sangatlah besar. Langkah promosi ini peluang untuk memberikan kesempatan bagi RRT mencari suplier baru dari Indonesia,” jelas Nus Nuzulia Ishak di Jakarta, kemarin.
Langkah kompetitif itu diturunkan melalui promosi pada pameran China-ASEAN Expo (CAEXPO) 2015 serta mendirikan House of Indonesia di Nanning, RRT. Memanfaatkan momentum CAEXPO 2015, pemerintah Indonesia menggebrak lewat program new initiative dengan membentuk pusat distribusi atau House of Indonesia yang akan dibuka secara resmi pada 17 September 2015 mendatang.
“Dengan hadirnya House of Indonesia, upaya membuka akses pasar bagi produk Indonesia di RRT menjadi lebih luas,” lanjut Nus.
House of Indonesia sendiri hadir dalam konsep galeri atau display only berbasis business to business. Sebanyak 36 pelaku usaha sektor makanan, alas kaki, sarang burung walet, tekstil dan produk tekstil, furnitur, home decor, handicraft, kosmetik dan spa, tembakau, serta perhiasan akan mengelar produknya dalam sebuah House of Indonesia/Rumah Indonesia seluas 472 m di China-ASEAN Plaza, pusat perbelanjaan yang khusus menjual berbagai produk dari negara-negara ASEAN. CAEXPO ke-12 berlangsung pada 18-21 September 2015, di Nanning International Covention and Exhibition Center, Nanning, RRT.
Tahun 2015 menandai tahun China-ASEAN Maritime Cooperation dan 65 tahun hubungan Indonesia-RRT. Bertemakan the Maritime Silk Road of the 21st Century, CAEXPO yang diselenggarakan sejak tahun 2004 ini merupakan pameran tahunan sebagai hasil kesepakatan pertemuan China-ASEAN di Bali pada 2003 silam dalam kerangka kerja perdagangan ekonomi China-ASEAN Free Trade Area (CAFTA).

