Hingga akhir Juni 2015 outstanding sukuk di Asia Timur mencapai 186,3 miliar dolar AS, naik 59,9 miliar dolar AS dari akhir 2008.

Kendati demikian, pasar sukuk Asia Timur tercatat perlahan menurun sejak 2012. Pada 2012 penerbitan sukuk di Asia Timur mencapai 89,2 miliar dolar, pada 2013 sebesar 79,5 miliar dolar, dan pada 2014 menjadi 78,5 miliar dolar. Hingga semester I 2015, total penerbitan sukuk di Asia Timur mencapai 26,9 miliar dolar. Baca: Volatilitas Tinggi, Pasar Sukuk Menurun
Penurunan jumlah penerbitan sukuk itu tak terlepas dari kebijakan Bank Negara Malaysia yang sempat menghentikan penerbitan surat berharga syariah pada semester I 2015. Padahal, surat berharga tersebut mendominasi penerbitan sukuk lokal pada 2014 dengan pangsa 55,4 persen.
Di sisi lain, berbeda dengan tren pasar sukuk di Asia Timur yang sedang menurun, penerbitan sukuk di Indonesia terus meningkat. Pada 2008 pasar Indonesia hanya menerbitkan sukuk senilai 1,5 miliar dolar. Namun, pada semester I 2015 nilainya telah mencapai 7 miliar dolar AS. Baca: Global Sukuk Indonesia Listing di Dubai
Pemerintah Hong Kong, Cina juga telah menerbitkan sukuk selama dua tahun berturut-turut, yaitu pada 2014 dan 2015. Nilai penerbitan sukuknya masing-masing 1 triliun dolar. Sukuk perdana Hong Kong bertenor lima tahun diterbitkan pada September 2014 dengan imbal hasil 2,005 persen. Setelahnya, pemerintah Hong Kong kembali menerbitkan sukuk pada Juni 2015 dengan imbal hasil 1,894 persen

