Sukuk Korporasi Asia Mulai Menggeliat

[sc name="adsensepostbottom"]

Pasar sukuk korporasi berdenominasi dolar di Asia mulai meningkat. Hal itu pun memberikan ruang berkembang di saat penerbitan sukuk secara umum menurun tahun ini.

sukukPekan lalu, perusahaan telekomunikasi Malaysia Axiata Group Bhd mulai memasarkan sukuk pertamanya yang berdenominasi dolar. Tiga tahun lalu perusahaan tersebut menerbitkan sukuk berdenominasi yuan, yang saat ini sudah jatuh tempo. Axiata berencana menerbitkan sukuk berjumlah 500 juta dolar AS. Dana dari sukuk bertenor lima tahun itu akan digunakan untuk membeli perusahaan menara telekomunikasi di Myanmar.

Axiata, yang berbasis di Kuala Lumpur, memiliki saham di berbagai operator telekomunikasi di Asia, seperti Indonesia, Sri Lanka, Bangladesh, Kamboja, Singapura dan India. Diperkirakan tahun ini perusahaan tersebut akan mencatat pendapatan bersih berjumlah 2,4 miliar ringgit, naik dari pencapaian pada 2014 yang sebesar 2,35 miliar ringgit.

Tak hanya Axiata yang menerbitkan sukuk berdenominasi dolar. Berdasar data Bloomberg, sudah ada enam penerbit sukuk yang mengeluarkan sukuk berdenominasi dolar. Diantaranya, SapuraKencana Petroleum Bhd, Garuda Indonesia, Export Import Bank of Malaysia, dan Petroliam Nasional Bhd. Baca: Sukuk Denominasi Dolar Dominasi Pasar Sukuk

Pasar surat utang syariah global di tahun ini menurun 29 persen, terendah sejak 2011. Turunnya harga minyak dunia telah membuat sejumlah perusahaan dan pemerintahan di kawasan Teluk untuk menahan diri. Di sisi lain, keraguan Federal Reserve Amerika menaikkan suku bunga menciptakan peluang bagi sukuk dari Asia.

Pasar surat utang syariah, baik sukuk negara maupun sukuk korporasi, menurun pada tahun ini menjadi 29,1 miliar dolar AS. Padahal, sebelumnya mencapai 40,7 miliar dolar AS. Namun, RAM Ratings memperkirakan sukuk korporasi akan menguasai 50 persen dari total surat utang swasta sebelum 2016 karena didorong oleh kebutuhan pembiayaan infrastruktur.