Sumber daya manusia (SDM) menjadi unsur terpenting dalam industri keuangan syariah. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas SDM pun menjadi hal yang tak terpisahkan dalam pengembangan industri non ribawi ini.
Click 2 Tweet: Ardhi: Manulife harus bisa menjadi learning organization dan itu yang saya mau di unit syariah ini.Unsur SDM menjadi salah satu elemen terpenting bagi perkembangan bisnis unit syariah Manulife. Chief of Manulife Syariah Business Ardhi Lufti Siregar mengatakan, peningkatan kapasitas dan kapabilitas SDM di unit Syariah Manulife dilakukan secara kontinu. Pria yang telah berpengalaman selama 15 tahun di industri perbankan dan pernah menjabat sebagai Chief of Human Resources Manulife Indonesia pada 2012-2014 ini pun fasih memaparkan pengembangan SDM di Manulife Syariah. Berikut petikan wawancaranya :
Bagaimana pengembangan SDM di Manulife Syariah?
Salah satu blue print OJK menyebutkan tentang kapasitas dan kapabilitas secara umum. Itu terjadi tidak hanya di asuransi syariah tapi di semua bisnis. Manulife menetapkan standar yang cukup tinggi bagi orang-orang yang menjadi karyawannya. Contohnya, saya harus ikut sertifikasi takaful di London. Itu bentuk komitmen dari manajemen terhadap pelatihan karyawan dan knowledge management. Kami juga harus up-to-date terhadap regulasi dan sertifikasi sesuai dengan jenis dan fungsi masing-masing. Contohnya, tim finance syariah kami beri pelatihan yang cukup baik untuk memastikan mereka up-to-date dengan pergerakan kebijakan.
Apakah ada kesulitan dalam mencari SDM asuransi syariah?
Saya rasa proses talent management di Manulife berjalan dengan baik. Dengan mobilitas internal, kami berupaya untuk menyeleksi kandidat dari dalam dulu. Sederhananya, jika ada posisi yang kosong, kami akan mengumumkan kepada karyawan melalui job vacancy. Tim internal kami juga banyak yang ingin masuk ke unit syariah. Jadi, tidak ada kesulitan, karena Manulife merupakan learning organization dan internal mobility-nya kuat sekali. Tahun lalu saja ada sekitar 22 persen karyawan di dalam organisasi ini yang moving. Biasanya, dapat 5-10 persen saja sudah bagus. Kapabilitas bisa dibangun karena kita bicara soal talent. Harus ada proses belajar terus-menerus.
Apakah ada sinergi dengan universitas untuk pencarian talent ini?
Secara umum, kami punya koneksi dengan beberapa universitas terbaik di Indonesia dan kami juga melakukan talent roadshow atau talk show dan lainnya. Edukasi dan sosialisasi kepada mahasiswa juga kami lakukan.
Saat ini Islamic Insurance Society sedang menyiapkan lembaga sertifikasi profesi asuransi syariah. Bagaimana pendapat Anda?
Saya kira apapun yang terbaik untuk industri asuransi syariah akan kami dukung. Tentunya ini harus melibatkan pelaku industri karena harus dilihat juga apa kebutuhan industri saat ini. Kebutuhan kami saat ini adalah kapasitas. Kebutuhan lainnya adalah kapabilitas. Katakan saja, ada 7 juta sarjana menganggur. Artinya, kita bisa mencari orang untuk bekerja, tapi apakah mereka punya kapabilitasnya? Manulife harus bisa menjadi learning organization dan itu yang saya mau di unit syariah ini. Harusnya unit syariah bisa menjadi learning organization. Jadi kata kuncinya adalah learning dan educate. Educate customer dan learning organization. Kalau keduanya berjalan beriringan, industri ini akan maju jauh lebih pesat dari negara lain.
Bagaimana dari sisi pelatihan agen asuransi syariah?
Kami selalu melakukan sosialisasi dan pelatihan yang kontinu untuk agen kami yang sudah tersertifikasi. Bahkan ada Syariah Relations Manager yang jadi penghubung antara organisasi syariah dengan agen. Mereka ini juga membantu program pelatihan, memotivasi, dan memberi masukan. Kami juga punya pelatihan agen baru dimana modul syariah sudah didesain sedemikian rupa. Ada proses leadership, mentoring, serta proses pembelajaran.

