investasi saham syariah untuk pemula

Asia: Excess Saving Region

[sc name="adsensepostbottom"]

investasi saham syariah untuk pemula

Pasar utang di Asia dinilai punya potensi besar karena Asia setelah krisis ekonomi di tahun 1997 dan sebelumnya seperti dua warna yang berbeda. Sebelum 1997 Asia adalah kawasan yang excess investment, artinya investasi dengan meminjam dari luar negeri. Maka dari itu, saat jatuh krisis perekonomian negara-negara Asia terguncang. Setelah itu Asia berbalik menjadi excess saving region, sehingga tak mengherankan jika ada banyak sekali likuiditas di Asia.

“Tapi ironisnya kondisi infrastrukturnya sangat parah dan tidak hanya infrastruktur fisik tapi juga di sektor kesehatan dan pendidikan, karena itu yang menjadi tantangan utama yang harus terus didorong adalah bagaimana mengalihkan ekses saving menjadi investasi infrastruktur karena Asia butuh itu,” tegas Head of Office of Regional Economic Integration Asian Development Bank (ADB), Iwan Jaya Azis. ADB memproyeksikan setidaknya kebutuhan infrastruktur di Asia sampai 2020 sebesar 8 triliun dolar.

Fakta lainnya, lanjut Iwan, Asia masih mengandalkan sektor perbankan sebagai sumber pembiayaan. Berbeda dengan sumber pembiayaan dunia bisnis di Amerika Serikat yang 80 persen berasal dari pasar modal. Padahal untuk pembiayaan infrastruktur membutuhkan dana jangka panjang. Karakteristik bank yang memilih investasi jangka pendek dan dihadapi peraturan ketat menjadi sulit bagi bank untuk meminjamkan dana dalam jangka panjang. “Pasar modal satu-satunya yang diandalkan untuk pembiayaan infrastruktur karena merupakan proyek jangka panjang, jadi satu-satunya yang bisa diandalkan adalah pembiayaan dalam negeri jangka panjang,” ucap Iwan.

Kajian khusus di Asia Bond Monitor mencatat bahwa sukuk berpotensi besar menjadi sumber pembiayaan bagi proyek infrastruktur. “Tapi, untuk merealisasikan hal tersebut pemerintah harus membuat kerangka regulasi yang tepat agar debitur makin kerap memanfaatkan sukuk,” tukas Iwan.

Iwan melanjutkan tren kondisi perekonomian yang bagus, imbal hasil yang menarik serta pulihnya nilai tukar sejumlah mata uang yang menunjukkan bahwa Asia masih menjadi tempat terbaik untuk investasi. Namun demikian, risiko penularan krisis kini lebih tinggi dari sebelumnya. Oleh karena itu, agar terhindar dari potensi sentimen negatif, pemerintah negara-negara di kawasan Asia Timur harus menerapkan reformasi struktural untuk memperkuat ketahanan ekonomi, serta mendorong pertumbuhan produktivitas.

Unduh Laporan ADB Bon Monitor di bawah ini:

[sociallocker id=”1980″]Klik untuk Mengunduh[/sociallocker]