Menyejahterakan Bangsa melalui Sociopreneur

[sc name="adsensepostbottom"]

Salah satu cara membangun kesejahteraan bangsa melalui sociopreneur dihadirkan dalam seminar nasional dan talkshow di Bogor

[alert variation=”alert-info”]Kiriman pembaca MySharing, Reza Jamilah Fikri dan Rizal Nazarudin Firli dari Bogor. Anda juga dapat mengirim artikel untuk dimuat di sini melalui editor@mysharing.co.[/alert]

Seminar dan talkshow diadakan oleh pengurus KSEI Progres STEI Tazkia, Yang merupakan Kelompok Studi Ekonomi Islam terbaik di Indonesia yang berada di Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia, Bogor.

Berbagai permasalaahan ekonomi yang terjadi di dunia dan indonesia telah semakin meresahkan, berbagai macam solusi yang telah di tawarkan tampaknya belum bisa menjadi penawar dari fenomena ini.

Seminar dan talkshow ini merupakan bagian dari perhelatan bergengsi yaitu PRESENT (Progres Sharia Economic Event) yang terlaksana tiap tahun sebagai acara tahunan terbesar KSEI Progres dengan jargon “Kesejahteraan Bersama Membanguun Dunia” acara ini berlangsung pada hari kamis (17/03/16) dari pukul 13.30 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB dengan peserta dari berbagai kalangan baik dari mahasiswa STEI Tazkia sendiri maupun teman-teman yang notabene peserta PRESENT untuk olimpiade ekonomi Islam maupun paper.

Banyaknya Masalah Ekonomi Bangsa
Seminar diawali dengan pemaparan singkat tentang masalah-masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat oleh moderator yaitu Iwan, S.Thi, Ketua Baitul Mal (BMT) Tazkia. Iwan membuat ilustrasi menarik tentang penguasaan sumber daya Indonesia dan diakhiri dengan statement penuh tanda tanya “Indonesia milik siapa?”

Masuk acara inti yaitu pemaparan singkat dari Prof. Didin Hafidhuddin, tokoh nasional, Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Dekan Fakultas Pascasarjana Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) dan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Prof. Didin mengawali dengan pembahasan indikator-indikator kesejahteraan yang berasal dari Q.S Al Quraisy, juga akar dari kemiskinan yang berupa kemalasan yang menjadi musuh dan wajib diperangi.

[bctt tweet=”Kyai Didin: Optimis akan kebangkitan Islam yang telah terlihat tanda-tandanya”]

Diteruskan olehnya, contoh negara berperekonomian stabil yaitu Saudi Arabia yang seharusnya menjadi rujukan perekonomian bukan negara-negara Barat. Dilanjutkan dengan pembahasan bagaimana pentingnya optimalisasi zakat dalam setiap aspek sebagai pilar perekonomian dengan inspirasi dari sahabat-sahabat Rasul. Diakhiri dengan kesimpulan berupa pesan untuk terus berbuat baik, bekerja, jangan mengeluh dan jangan menyerah dan keyakinan untuk tetap optimis akan kebangkitan Islam yang telah terlihat tanda-tandanya

Sesi selajutnya yaitu sesi pertanyaan oleh tiga penanya dan dijawab dengan sangat jelas oleh pembicara yang diakhiri dengan penyerahan cinderamata oleh saudara Rafi Rahmad Darmawan selaku ketua KSEI Progres kepada pembicara atas sharing of knowledgenya yang membuka cakrawala berfikir kita untuk terus mengoptimalkan kebijakan fiskal Islam berupa zakat

Talkshow Bersama Muhaimin Iqbal dan Jay Teroris
Acara kedua berupa talkshow dimulai ba’da dzuhur dengan MC tiga bahasa yang penuh semangat membakar antusiasme hadirin juga pembacaan ayat suci Alqur/an beserta saritilawah empat bahasa dan grand opening yang memukau hadirin di gedung Alhambra

Masuk acara inti talkshow yang dipandu oleh moderator yaitu Jabbar Sambudi salah satu Presidium Nasional Fossei, dengan pembicara pertama yaitu bapak Muhaimin Iqbal seorang multientrepreneur dalam beragai sektor, kemudian Zainal Abidin atau yang lebih dikenal dengan “jay teroris” seorang pembicara fenomenal.

Dimulai dengan pembicara pertama yaitu bapak Muhaimin Iqbal, memulai dengan sejarah bagaimana pesantren wirausahanya binaannya dapat berkembang hingga diakui mancanegara dimulai dengan start up bisnis dari sisi dan bidang yang berbeda dengan berpedoman pada AlQur’an guna menciptakan para ulil albab (skill wise), juga memberikan rahasia mendapatkan skill yang cepat yaitu dengan strategi “jatuh cinta”.

Pembicara kedua yaitu Jay Teroris, berbeda dengan Muhaimin Iqbal, pembahasan kedua dengan ini dimulai dengan intermezzo yang sangat menghibur yang langsung to the point mengacak pikiran, mengundang tawa sekaligus membuka mata akan berbagai problematika Republik Indonesia. Dengan cara penyampaian yang unik menggebrak kesadaran peserta talkshow untuk dapat membuat perubahan dan mandiri mendongkrak kemajuan bangsa.

Dilanjutkan dengan sesi pertanyaan dari para peserta yang juga tak kalah seru yang dijawab dengan jelas dan ditambahkan secara gamblang oleh setiap pembicara menjawab setiap penasaran para audiens.

Acara talkshow kali ini diakhiri dengan pemberian cinderamata oleh Rafi Rahmad Darmawan selaku ketua progres dan Badrus Sholeh selaku wakil ketua Progres kepada seluruh pembicara yang telah berbagi ilmunya kepada kita semua, juga penyerahan cinderamata oleh Burhan Nur Rifki kepada moderator.

Semakin mendekatnya waktu Ashar, berakhirlah acara seminar dan talkshow kali ini dengan penutup dan doa oleh Badrus Sholeh