Industri motor yang menurun turut mempengaruhi perolehan laba WOM Finance.

Presiden Direktur WOM Finance Djaja Suryanto Sutandar mengatakan, laba WOM Finance mengalami penurunan hingga sekitar 55 persen dibanding 2014. “Laba turun dari 2014 karena cost of fund naik,” katanya saat ditemui usai Rapat Umum Pemegang Saham WOM Finance, Jumat (22/4).
Faktor lainnya adalah karena biaya operasional yang naik dan kompetisi antar perusahaan pembiayaan yang kian ketat. Industri motor Indonesia yang mengalami penurunan penjualan juga turut mempengaruhi bisnis WOM Finance yang didominasi oleh pembiayaan motor baru.
“Industri motor penjualannya turun 10 persen, maka kuenya juga semakin kecil. Semua perusahaan pembiayaan bersaing pasti biaya akuisisi jadi mahal dan itu tidak bisa di-charge ke nasabah, maka margin pun turun 55 persen menjadi sekira Rp 23,7 miliar,” jelas Djaja.
Di tahun ini, lanjut Djaja, pihaknya pun tak terlalu agresif menggenjot pertumbuhan. “Target flat seperti tahun lalu karena 2016 secara makro khususnya pembiayaan roda dua, bahkan kami juga bicara dengan Honda dan Yamaha, memperkirakan pertumbuhan angka bisa mencapai tahun lalu saja sudah baik,” tukasnya.
Oleh karena itu, WOM Finance pun akan menyesuaikan dengan pertumbuhan industri motor. Pembiayaan WOM Finance sendiri kini didominasi pembiayaan motor baru sebesar 70 persen, sedangkan sisanya di pembiayaan motor bekas dan multiguna. Total penyaluran pembiayaan hingga kuartal I 2016 mencapai 109 ribu unit motor senilai total Rp 1,3 triliun.
Terkait kemungkinan untuk merevisi target di tahun ini, Djaja mengungkapkan pihak akan melihat perkembangan bisnis di semester I 2016. “Semester I ini kami akan lihat seperti apa, masih ada lampu di ujung terowongan atau tidak. Kalau pasar membaik mungkin saja kami merevisi target” pungkasnya.

