Rudi mengerenyitkan dahi, ia masih tidak memahami produk asuransi yang ditawarkan Ahmad kepadanya. Ahmad, agen sebuah perusahaan asuransi multinasional memprospek Rudi yang seorang karyawan perusahaan kontaktor hari itu.
Meski sudah hampir 20 menit dijelaskan, Rudi masih belum memahami perbedaan jelas konsep asuransi syariah yang juga dtawarkan. Lebih lagi, mana yang harus dia pilih. Karena, Ahmad menawarkan baik, asuransi jiwa konvensional maupun syariah. Dengan halus, Rudi meminta waktu kepada Ahmad untuk menimbang-nimbang.
Di lain waktu, Sinta, agen asuransi lain mendatangi Rudi. Karena penasaran dengan asuransi syariah, Rudi meminta agen asuransi syariah lain, Sinta. Kali ini, Sinta hanya menawarkan asuransi syariah, ya karena dia berasal dari perusahaan asuransi murni syariah. Hal ini dilakukan Rudi untuk mendapatkan pilihan produk asuransi syariah

SHARING/ HERU LESMANA SYAFEI
Tidak banyak yang bisa memahami produk asuransi syariah. Sosialisasi produk keuangan syariah memng masih menjadi salah satu kendala besar dalam perkembangan produk keuangan syariah, salah satunya asuransi berbasis prinsip syariah.
Bagaimana memilih asuransi syariah yang baik untuk kita? Pertanyaannya, bagaimana asuransi syariah yang bak itu? Pada dasarnya memilih asuransi syariah pada beberapa hal, tidak berbeda dengan suransi konvensional. Misalnya ketika melihat kredibilitasnya. Pun, dengan kesesuasian dengan kebutuhan kita, kemudahan akses, fitur produk, dan harga.
Berikut ini ada beberapa tips dalam memilih asuransi syariah yang perlu diperhatikan:
1. Apakah Anda benar butuh asuransi?
Apakah Anda orang yang well prepared? Biasanya orang yang seperti ini, yang memikirkan masa depan akan membutuhkan produk asuransi. Risiko adalah sebuah peluang. Bisa terjadi kapan saja, di mana saja, dan kepada siapa saja. Risiko dapat teralisasi terhadap diri Anda, keluarga, atau harta benda. Apakah bentuknya kematian, sakit, kebakaran, kecurian, kerusakan, dan sebagainya. Jika Anda orang yang tidak ingin terkena merugi akibat risiko, Anda harus memiliki produk asuransi.
Ketidaksadaran akan risiko, membawa pengabaian terhadapnya. Ibarat, hidup untuk hari ini saja, besok atau masa depan, bagaimana nanti. Prinsipnya sebenarnya sama dengan tabungan.
Sadar akan biaya-biaya di masa depan yang tinggi dan mungkin akan memberatkan Anda, dapat ditanggulangi dengan memiliki tabungan. Nah, sekali lagi, apakah Anda orang yang well prepared?
2. Apa prioritas perlindungan Anda saat ini?
Jika Anda sudah meyakini bahwa Anda orang yang sadar risiko, selanjutnya adalah mengidentifikasi risiko apa sebenarnya yang paling potensial mengenai Anda dan merugikan Anda. Dari antara banyak risiko dalam hidup, kematian adalah biasanya yang paling ditakuti. Bukan takut mati dalam artian harfiah, namun apakah kematian Anda tersebut akan menjadi masalah bagi keluarga?
3. Kredibilitas atau karena kedekatan?
Praktisi dan pakar Marketing Haikal Hassan pernah berkata, dalam dunia jual menjual, seringkali bukan keunggulan produk yang menentukan, tetapi siapa yang menjual. Dunia jual menjual, khususnya yang persaingannya keras seperti asuransi dan multi level marketing (MLM), seringkali bagaimana seorang salesman menjual atau kepada siapa dia menjual lebih menentukan keberhasilan menjual produk. Atau dengan kata lain, kedekatan si penjual dengan konsumennya.
Karena, seringkali produk yang dijual antara satu asuransi dengan asuransi lainnya, tidak jauh berbeda. Sehingga kedekatan atau tekik menjuallah yang lebih berperan.
Hal ini dapat berarti bagus untuk konsumen. Pertama, konsumen menjadi dapat lebih nyaman karena membeli produk asuransi dari orang yang dipercayainya, karena kedekatan. Misalnya saudara atau teman. Kedua, ada tanggung jawab moral di sisi penjual kepada konsumennya, karena jika tidak dapat melayani dengan baik, kepercayaan itu akan runtuh.
Namun, terlalu mengandalkan kepada siapa yang menjual juga seringkali tidak baik. Misalnya, ketika produk tersebut ternyata tidak berkualitas, susah mengajukan klaim, atau malah harganya tidak value for money. Dalam keadaan ini, kredibilitas perusahaan asuransi menjadi lebih berperan dalam mempengaruhi keputusan membeli seorang konsumen.
Jadi, yang terbaik adalah, membeli produk asuransi dari perusahaan yang kredibel yang dijual oleh orang yang dapat kita percaya.
Hal lainnya, terkait perbedaan asuransi syariah dan konvensional adalah kesesuaian syariah. Ini juga dapat dipertimbangkan dalam menimbang-nimbang dalam membeli produk asuransi syariah.
Alkisah, sampai saat ini, Rudi cukup memegang prinsip memilih produk asuransi secara umum saja. Selalu berawal dari kebutuhan, bukan sekadar keinginan. Tentu hal ini membuat produk asuransi berbeda dari produk konsumer. Setelah mengetahui kebutuhannya, Rudi mengidentifikasi kebutuhan seperti apa dan prioritasnya. Produk asuransi terkait dengan bagaimana kita mempersiapkan diri untuk masa depan, jadi masa depan seperti apa yang direncanakan dan produk asuransi syariah apa yang dapat membantu untuk mewujudkannya.
Namun, Rudi sebenarnya masih belum benar-benar memiliki alasan rasional untuk memilih asuransi syariah. Alasannya baru sebatas feeling, asuransi syariah lebih baik dari asuransi konvensional. Terutama di aspek spiritualitasnya, karena dianggap lebih sesuai dengan ajaran Islam. (Bersambung)

