Ilustrasi

Pasar Uang Dominasi Alokasi Investasi Dana Pensiun

[sc name="adsensepostbottom"]

Edukasi menjadi salah satu upaya agar peserta DPLK mendiversifikasikan asetnya.

Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Manulife mencatat total dana kelolaan sebesar Rp 11 triliun per Juni 2016. Dari jumlah dana kelolaan tersebut, alokasi investasinya mayoritas masih ditempatkan di pasar uang senilai Rp 5,8 triliun.  Sementara, instrumen seperti ekuitas dan pendapatan tetap belum banyak diminati.

Chief of Employee Benefits Manulife Indonesia Nur Hasan Kurniawan menuturkan, alokasi investasi DPLK yang sebagian besar di pasar uang tidak hanya terjadi di Manulife saja. Hal serupa juga terjadi di industri DPLK. “Di Industri mereka dominan di pasar uang juga. Malah, ada yang 75 persen alokasi investasinya di pasar uang,” katanya.

Ketua Asosiasi DPLK ini mengungkapkan, setidaknya ada dua hal yang membuat alokasi investasi DPLK masih didominasi instrumen pasar uang. Pertama, belum banyak klien yang berani berinvestasi besar di instrumen selain pasar uang. Kedua, program DPLK adalah program kompensasi pesangon, yang kalau terjadi sesuatu dengan karyawan baik itu resign atau PHK massal, maka dananya akan diambil dari DPLK.

“Namun, pemberi kerja lebih suka ambil yang aman yaitu pasar uang. Jadi tentu ini menjadi pekerjaan rumah industri dan Manulife untuk melakukan edukasi bahwa kalau bicara investasi jangan menaruh di satu keranjang, tapi mesti banyak tempat, karena musuh investasi adalah inflasi,” tukas Nur.

Di lain pihak, Nur tak memungkiri ada gejolak performa di instrumen ekuitas dan pendapatan tetap. Namun, hal tersebut hendaknya tak dilihat dalam jangka pendek. “Ekuitas rata-rata 19 persen, sedangkan obligasi 17 persen, tapi memang itu tidak bisa dilihat dalam jangka pendek, tapi harus dalam jangka panjang,” pungkasnya.