Indonesia optimistis menjadi destinasi pariwisata halal nomor satu dunia pada 2019.
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bersama Tim Percepatan dan Pengembangan Pariwisata Halal (TP3H) memberikan penghargaan ‘Anugerah Pariwisata Halal Terbaik’ kepada para pemenang Kompetisi Pariwisata Halal Nasional (KPHN) 2016. Pengumuman para pemenang KPHN 2016 yang terbagi dalam 15 kategori itu berlangsung di Hotel Sofyan Betawi, Jakarta Pusat, Rabu (21/9).
Penyelenggaraan KPHN 2016, yang diselenggarakan untuk pertama kalinya, disambut positif oleh masyarakat, terutama para pemangku kepentingan (stakeholder) pariwisata; daerah atau destinasi pariwisata dan industri pariwisata. Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal (TP3H) Riyanto Sofyan mengatakan, hal itu terlihat dari jumlah peserta KPHN 2016 yang semula ditargetkan hanya 100 peserta. “Namun ternyata jumlah pendaftarnya mencapai 117, sehingga akhirnya TP3H dan juri KPHN 2016 menetapkan 111 nominator untuk 15 kategori,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (21/9).
Ia menambahkan, antusiasme masyarakat juga terlihat pada saat Kemenpar dan TP3H melakukan voting terbuka melalui website www.halaltourism.id atau tautan: http://www.mlife.id danhttp://svy.mk/2bZnYK2, sejak 26 Agustus hingga 15 September 2016 untuk memilih 111 nominator favorit. “Jumlah peserta mencapai 115.462 atau jauh melampaui target semula yang hanya 50 ribu,” ujar Riyanto.
Menteri Pariwisata Arief Yahya pun menegaskan kembali tekad Indonesia ingin menjadi destinasi pariwisata halal nomor satu dunia pada 2019. “Halal tourism menjadi fokus kita karena sudah memenuhi syarat 3S (size, sustainable, dan spread),” katanya.
Size pasar wisata halal, menurut dia, sangat signifikan. Dari 6,8 miliar penduduk dunia, 1,6 miliar di antaranya adalah muslim dan 60 persen usianya di bawah 30 tahun. Menurut laporan Comcec Report February 2016, Crescentrating, pada 2014 ada 116 juta pergerakan halal traveler dan diproyeksikan tahun 2020 akan menjadi 180 juta perjalanan atau naik 9,08%, sementara di Indonesia dalam 3 tahun terakhir ini juga naik rata-rata 15,5%. Tercatat total pengeluaran wisatawan muslim dunia tahun 2014 mencapai 142 miliar dolar AS.
Selain itu, wisata halal dunia juga memiliki sustainability atau growth tinggi mencapai 6,3%, atau lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan pariwisata dunia sebesar 4,4% maupun pariwisata ASEAN sebesar 5,5%. Sementara, spread atau benefit juga besar. Tercatat untuk pengeluaran wisatawan mancanegara (wisman) dari Arab Saudi rata-rata sebesar 1.750 dolar AS per kunjungan/wisman dan wisman UAE 1.500 dolar AS per kunjungan/wisman, atau lebih besar dibandingkan pengeluaran wisman dari Asia yang rata-rata 1.200 dolar AS per wisman/kunjungan.
Arief pun berharap kekuatan pariwisata nasional yang terhimpun dalamPentahelix (akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan media) bersinergi untuk meningkatkan daya saing pariwisata halal Indonesia di tingkat global. “Saat ini menurut Global Muslim Travel Index (GMTI, 2016) Indonesia masih berada di peringkat ke-4 dalam Top 10 Halal Friendly Holiday Destination dunia,” pungkasnya.

