Kawasan industri halal di Johor, Malaysia. Indonesia ke depan juga bisa memiliki banyak kawasan industri halal. Foto: focus.iproperty.com.my

Kawasan Industri Halal Perluas Ekspor Ke Timur Tengah

[sc name="adsensepostbottom"]

Permintaan produk halal dunia akan mengalami pertumbuhan 6,9 persen dalam empat tahun kedepan.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemenperin)  Syarief Hidayat memandang kawasan industri halal sangat prospektif untuk mengekspor produk-produk asal Indonesia ke negara Timur Tengah.

“Pengembangan zona kawasan industri tersebut juga akan mempertimbangkan produk-produk yang memiliki orientasi ekspor, terutama ke negara-negara Timur Tengah,” ujar Syarif pada konferensi pers Indonesia International Halal Lifestyle Expo & Conference (IIHLC) 2016 di Kemenprin, Jakarta, Rabu (28/9).

Menurutnya, Kemenperin tengah mengembangkan kawasan industri halal seiring besarnya permintaan produk halal di masyarakat. Sebagai langkah awal, Kemenperin akan membentuk zona industri halal sebagai percontohan di Pulau Jawa karena wilayah ini memiliki banyak kawasan industri.

Sehingga,  industri nasional berpeluang besar memperluas pasar dan meningkatkan ekspor ke Timur Tengah karena pasar tersebut selama ini dipenuhi produk halal buatan Tiongkok dan Thailand. “Kami juga mengharapkan adanya peningkatan investasi dari pelaku industri dalam negeri dengan adanya kesempatan yang sangat bagus ini,” ujarnya.

Syarif menyatakan, bahwa saat ini produk halal bukan hanya identik bagi kebutuhan masyarakat Muslim saja, tapi masyarakat non Muslim di dunia juga mulai memilih mengkonsumsi produk halal. Bahkan, perusahaan-perusahaan produk makanan di Indo China (seperti Laos, Vietnam, Kamboja), Australia hingga Amerika Serikat, telah melihat isu halal ini sebagai sebuah peluang bisnis yang sangat baik untuk dikembangkan.

“Berdasarkan perhitungan Kemenperin, lanjutnya, permintaan produk makanan halal dunia akan mengalami pertumbuhan sebesar 6,9 persen dalam enam tahun kedepan, yaitu dari 1,1 trilliun dollar AS pada 2013 menjadi 1,6 triliun dollar AS pada 2018.

“Industri halal pun tidak hanya mencakup produk makanan, namun produk dan jasa yang lebih luas termasuk Islamic Tourism, Halal Cosmetics & Personal Care, Islamic Finance, Halal Ingredients, dan Halal Pharmaceutical,” pungkasnya.