Korea Selatan sudah mempunyai 400 perusahaan bersertifikasi halal.
Dalam Indonesia International Halal Lifestyle Expo & Conference (IIHLEC) 2016 di Ciputra Artpreuner World Jakarta, Direktur Jenderal Korea Institute of Halal Industry (KIHI) James Noh mengatakan, Korea Selatan menangkap peluang besar bisnis produk halal untuk merambah negara lain.
James pun mempertegas kalau Korea Selatan serius menggarap pasar produk halal di Malaysia dan Indonesia. Menurutnya, saat ini Korea Selatan sudah mempunyai 400 perusahaan bersertifikat halal
“Di sisi pangan, dengan jumlah 400 perusahaan dihasilkan lebih dari 1.000 produk yang sudah bersertikat halal baik melalui Federasi Muslim Korea (KMF), Majelis Ulama Indonesia (MUI) maupun Departemen Pengembangan Islam Malaysia (JAKIM),” ujar James di Ciputra Artpreuneur World Jakarta, Kamis (6/10).
Sementara, lanjut dia, kosmetik 5 persen perusahaan yang sudah bersertifikasi halal. Adapun nilai ekspor kosmetik dari Korea Selatan mencapai 2,9 miliar dolar Amerika Serikat ( AS) ke 133 negara. Yakni mayoritas negara-negara mayoritas Muslim, dengan tujuan ekspor produk kosmetik Korea Selatan terbesar adalah Malaysia dengan porsi 44 persen dan Indonesia 12 persen.
Hal tersebut meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dari negara Muslim ke Korea Selatan, sehingga pemerintah Korea sadar akan signifikansi industri halal. “Korea Selatan akan menambah produk halal agar bisa masuk ke pasar Muslim,” tegas James disambut tepuk tangan peserta conference.
James pun memaparkan, pada Juli 2016 lalu, pemerintah Korea Selatan menyatakan dorongan industri halal sebagai bagaian promosi produk Korea Selatan. Salah satu programnya adalah kerja sama dengan negara Muslim seperti Indonesia.
“Secara khusus menyebut Indonesia sebagai mitra kolaboratif. Sebab Korea Selatan adalah negara non Muslim dan punya keterbatasan, karena itu perlu kolaborasi dengan Indonesia dan Malaysia untuk meyakinkan pasar Muslim global,” ungkapnya.
James menegaskan, pemilihan Malaysia dan Indonesia bukan tanpa alasan. Dari survei Pemerintah Korea, tingkat kesukaan Malaysia dan Indonesia terhadap Korea Selatan termasuk tinggi. Ketertarikan terhadap Korea Selatan oleh masyarakat Malaysia sebesar 73 persen, Cina 66 persen, dan Indonesia 57 persen. Survei sendiri dilakukan pada 75 negara, sementara Malaysia dan Indonesia adalah negara Muslim.
Dari statistik penyiaran Korea Selatan, tingkat ketertarikan negara Arab terhadap Korea Selatan lebih dari 90 persen. Di sisi pariwisata, Malaysia dan Indonesia juga penyumbang wisatawan Muslim. Pada 2015, Korea Selatan kedatangan 460 ribu wisatawan Muslim dimana 105 ribu orang dari Malaysia dan 95 ribu orang dari Indonesia.
“Organisasi Pariwisata Korea Selatan (KTO) juga menominasikan 200 restoran ramah Muslim. Jumlah ini memang masih sedikit. Tapi upaya penambahan masih berlangsung,” ujarnya.
[bctt tweet=”2015, Korea Selatan kedatangan 460 ribu wisatawan Muslim #HalalTourism ” username=”my_sharing”]
Sementara hotel, James mengatakan bahwa di Korea Selatan tidak ada hotel halal. Hanya kurang dari lima hotel yang mempunyai restoran halal meski belum bersertifikat. Namun tegas James, intinya pemerintah Korea Selatan mencoba membuat lingkungan kondusif bagi industri halal.

