Menteri BUMN Rini Soemarno (tengah) berfoto bersama direksi BUMN, Kamis (29/12).

Sinergi BTN dan Perumnas Tingkatkan Pasokan Rumah

[sc name="adsensepostbottom"]

Kerja sama BTN dan Perumnas bertujuan memenuhi target program Sejuta Rumah.

Bank Tabungan Negara (BTN) baru saja menandatangani perjanjian kerja sama dengan tujuh perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), salah satunya adalah Pembangunan Perumahan dan Perum Perumnas. Dari sinergi tersebut pun diharapkan akan dapat turut mendorong pencapaian target program Sejuta Rumah yang dicanangkan oleh pemerintah.

Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, dalam perjanjian kerja sama dengan tujuh BUMN, pihaknya menawarkan kerja sama khususnya pada penyediaan perumahan subsidi maupun KPR. “Kerja sama ini diperuntukkan pula untuk penyediaan rumah bagi karyawan BUMN,” katanya dalam penandatanganan kerja sama di Kementerian BUMN, Kamis (28/12).

Kerja sama BTN dengan Pembangunan Perumahan dan Perumnas pun diproyeksikan bakal mengerek naik pasokan rumah sebesar 46.600 unit setiap tahunnya. Peningkatan ini dalam rangka memenuhi target Program Sejuta Rumah dan mengurangi angka backlog perumahan di Indonesia.

“Perjanjian kerja sama dilakukan hari ini karena BTN memberi beberapa kemudahan dibanding perusahaan lain misalnya pilihan uang muka, keringanan suku bunga KPR maupun konstruksi, memberi pelayanan yang lebih baik dan persetujuan yang lebih cepat. Potensi yang bisa digarap dari perjanjian kerja sama ini kurang lebih ada 23 ribu KPR,” jelas Maryono.

Pada kesempatan yang sama, Menteri BUMN Rini M Soemarno menyambut baik kerja sama BTN dengan tujuh mitra BUMN. Menyampaikan pesan Presiden Joko Widodo, ia menyebutkan program Sejuta Rumah memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk memiliki rumah. “Jadi kami mengharapkan BUMN harus membuat program yang memberikan kemudahan bagi masyarakat,” pungkasnya.

Aset BTN tumbuh 18,56 persen dari Rp 167,28 triliun menjadi Rp 198,34 triliun pada November 2016. Sisi penyaluran kredit juga meningkat, dari Rp 134,97 triliun pada November 2015 menjadi Rp 157,93 triliun pada November 2016, atau naik 17 persen. Selain itu, dana pihak ketiga juga naik 21,96 persen dari Rp 121,68 triliun menjadi Rp 148,41 triliun pada November 2016.