Perkembangan industri keuangan syariah yang mengglobal juga menyentuh dunia pendidikan Barat untuk turut serta menyediakan sumber daya insani ekonomi Islam. Pertumbuhan industri keuangan syariah negara-negara Barat yang cukup berkembang adalah di daratan Eropa. Inggris bahkan menggadang menyebut dirinya sebagai pusat keuangan syariah di benua biru.

Berkembangnya lembaga keuangan syariah di Inggris ditengarai tak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan penduduk muslim Inggris, tetapi juga menampung dana petrodollar Timur Tengah yang melimpah. Namun terlepas dari ‘aji mumpung’ lembaga keuangan syariah Inggris yang memanfaatkan dana petrodollar, institusi pendidikan di negara berjulukan Three Lions ini juga mulai bergerak dengan membuka program ekonomi syariah. Setidaknya tercatat ada 12 lembaga pendidikan di Inggris yang memiliki program S2 dan S3 perbankan dan ekonomi Islam, diantaranya Universitas Durham, Universitas Newcastle, Universitas Dundee, Universitas Aston, Markfield Institute of Higher Education, University of Reading, dan lainnya.
Peneliti Senior BI, Rifki Ismal yang sempat mengenyam pendidikan doktor di Universitas Durham pun memaparkan sistem pendidikan dan kurikulum keuangan Islam di Inggris. Ia menuturkan sistem pendidikan tinggi di Eropa lebih mengutamakan pemahaman teori dan pengembangan individu. Orientasi pendidikannya lebih membangun kemampuan berpikir analitis dan pemahaman yang tinggi agar mahasiswa mempunyai ketajaman analisa dan berpikir kritis terhadap suatu objek penelitian.
Dari segi kurikulum program S2 ekonomi dan keuangan Islam di Inggris adalah gabungan antara materi ekonomi dan keuangan konvensional dengan syariah. Di antara matakuliah konvensional adalah ekonometrika, manajemen risiko, teori keuangan, advance finance, dan lainnya. Sementara matakuliah ekonomi syariah seperti perbankan dan keuangan syariah, akuntansi syariah, Islamic political economy, dan Islamic law and financial transactions. “Dengan begitu lulusan S2 dan S3 Islamic finance and economy memiliki pemahaman ekonomi konvensional dan syariah sama baiknya dan siap berkontribusi di lembaga keuangan Islam,” tutur Rifki.
Di level S3 mahasiswa wajib mengambil matakuliah yang mendukung riset penelitian yang akan dilakukannya. Selain matakuliah ekonomi syariah, yang konvensional juga harus diambil. Rifki mencontohkan materi kuliah S3 di Universitas Durham diantaranya bisa diperoleh dengan mengambil kuliah syariah di level master, mengikuti kuliah syariah live dengan Islamic Research and Training Institute IDB, hingga workshop tahunan ilmu ekonomi syariah bersama Universitas Kyoto.
Industri keuangan syariah dunia diprediksi akan robust di tahun-tahun mendatang. Hal ini harus dibarengi pula dengan pemenuhan kebutuhan pengetahuan mengenai ekonomi dan keuangan syariah pada SDM yang telah berkecimpung maupun yang berminat masuk ke industri nonribawi ini. Karena itu institusi pendidikan menjadi salah satu elemen penting untuk memastikan industri keuangan syariah tidak hanya sekedar tumbuh pesat, tetapi juga memberi manfaat pada umat.
