Yogyakarta Berpotensi Kembangkan Wisata Syariah

[sc name="adsensepostbottom"]

Indonesia sudah menargetkan diri menjadi pusat destinasi wisata halal dunia pada 2019. Hal itu seirirng dengan tren pertumbuhan jumlah wisman Muslim ke Indonesia yang semakin pesat, dalam beberapa tahun terakhir ini.

Beberapa daerah di tanah air pun sudah mencanangkan untuk mendukung terwujudnya Indonesia menjadi hub wisata halal dunia diantaranya Lombok (NTB), Sumbar, maupun Aceh. Daerah-daerah tersebut dalam beberapa tahun terakhir ini gencar berbenah diri untuk menjadi daerah wisata halal yang representative untuk para wisatawan Muslim dari seluruh dunia.

Nah, kini Yogyakarta sebagai salah satu ikon utama pariwisata selama ini di Indonesia, juga mulai digaungkan untuk menjadi pusat wisata halal dunia. Hal itu dikarenakan Yogyakarta adalah salah satu daerah yang punya potensi besar untuk mengembangkan industri wisata halal.
Hal tersebut ditegaskan Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) – Muliaman D. Hadad dalam acara pengukuhan Pengurus MES Daerah Istimewa Yogyakarta 2017-2020 di Yogyakarta, akhir pekan lalu.

“Yogyakarta selain dikenal sebagai kota pelajar juga perlu melebarkan sayap melalui pengembangan wisata syariah atau wisata halal,” ungkap Muliaman.

Menurut Muliaman, pengembangan ekonomi syariah jangan hanya terkonsentrasi kepada memajukan lembaga keuangan syariahnya saja. Karena ekonomi syariah juga bisa dikembangkan melalui sektor pariwisata.

“Yogyakarta sudah dikenal sebagai destinasi utama wisatawan. Saya menilai Yogyakarta memiliki potensi yang sangat besar untuk kemudian mengembangkan wisata halal. Apalagi, kini wisata halal sedang digandrungi oleh wisatawan dari seluruh dunia. Tanpa harus banyak melakukan perubahan, cukup dengan memanfaatkan potensi yang sudah ada namun dikemas dengan nuansa syariah dan halal. Salah satunya misalnya dengan mengembangkan kuliner halal,” saran Muliaman panjang lebar.

Muliaman lalu menambahkan, kuliner adalah salah satu penopang utama dalam menjadi daya tarik pariwisata. Baik berupa hidangan yang dapat disantap selama berwisata maupun kuliner lainnya yang bersifat sebagai panganan buah tangan. Terlebih lagi kuliner di Yogyakarta memiliki ciri khas dan nilai tambah tersendiri yang sudah banyak dikenal luas.

“Yogyakarta juga memiliki potensi untuk menggelar acara-acara berskala internasional yang mampu menyedot perhatian wisatawan, dengan tujuan mempromosikan produk-produk wisata syariah di kota ini,” lanjut Muliaman.

Oleh karena itu, Muliaman meminta MES untuk menggandeng para pelaku usaha maupun masyarakat guna mewujudkan Yogyakarta menjadi kota pariwisata berbasis syariah. Karena pariwisata ini, lanjut Muliaman memiliki dampak ekonomi yang besar bagi usaha lainnya.

“Ini kesempatan mengembangkan ekonomi syariah melalui industri pariwisata, dan tidak hanya pengembangan lembaga keuangannya saja,” demikian Muliaman D Hadad, Ketua Umum MES.