ACT Press Conference

Bantu Palestina, ACT Kirim 10 Ribu Ton Beras

[sc name="adsensepostbottom"]

Lebih dari 200 ribu keluarga di Gaza memerlukan bantuan kemanusiaan

Keputusan sepihak Amerika Serikat (AS) yang mengklaim ibukota Israel adalah Yerusalem atau Al-Quds telah memicu kembali krisis Israel-Palestina. Protes dan kecaman keras pun disematkan warga Palestina dan dunia kepada AS

Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ahyudin mengatakan, peristiwa di Palestina telah memicu konsolidasi filantropi yang kuat dari rakyat Indonesia. Sehingga empati dan kepedulian bangsa Indonesia untuk Palestina kembali disalurkan oleh ACT.

“Bantuan kemanusian berupa 10.000 ton beras untuk warga Palestina segera dilayarkan melalui program Kapal Kemanusiaan Palestina (KKP) yang akan diberangkatkan pada 21 Feberuari 2018,” kata Ahyudin saat konferensi pers di kantor ACT, Jakarta, Rabu (10/1).

Dia menambahkan, tidak hanya bantuan beras, bantuan pangan lain seperti gula dan tepung juga akan dilayarkan oleh Kapal Kemanusiaan ke Palestina. Bantuan pangan ini menjadi prioritas pengiriman bantuan kemanusiaan untuk Palestina. Karena kata Ahyudin,  pangan menjadi kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan dan mendesak oleh warga Palestina.

Dia menyebutkan, pasang surut tindakan represif sepihak Israel berupa tindakan represif langsung maupun melalui lobi zionisme, dari tahun ke tahun semakin memperburuk kondisi warga Palestina. Kondisi yang semakin buruk tidak hanya di Yerusalem Timur, tapi juga di Gaza.

“Meskipun berpuluh tahun, warga Palestina berada di tanah airnya sendiri, tapi  mereka hidup dalam serba keterbatasan,” ujarnya.

ACT menginformasikan, populasi di Gaza saat ini berkisar 2 juta jiwa. Lebih dari 80 persen warganya hidup dalam kesulitan ekonomi, sosial dan pangan. Sejauh ini mereka hidup serba terbatas dan mengandalkan bantuan dari dunia luar.

Hingga kini, kata Ahyudin, lebih dari 200 ribu keluarga di Gaza memerlukan bantuan kemanusiaan. ACT memperkirakan volume 10 ribu ton bantuan beras akan mampu memberi dukungan logistik bagi warga Palestina.