Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia dapat menjadi pusat ekonomi syariah dunia.
Potensi sektor ekonomi Islam untuk membiayai pembangunan nasional sangat besar. Namun pengetahuan mengenai sistem Ekonomi dan Keuangan Syariah masih dirasakan kurang.
IndonesiaX melalui educational conference ke-7 pada hari ini tanggal 19 Maret 2018 telah mengadakan konferensi bertajuk, “Islamic Economics and Finance: Present and Future” pada pukul 9.00-13.00 bertempat di Maybank Indonesia.
[bctt tweet=”Industri keuangan syariah di Indonesia harus terus berinovasi!” username=”my_sharing”]
Pada konferensi ke 7 ini, Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) memaparkan roadmap sektor ini. acara ini dihadiri juga perwakilan BUMN yang telah sukses mendapatkan pendanaan melalui SUKUK dan pejabat Kemenkeu yang akan bicara tentang pembiayaan ini.
Ketua Dewan Penasehat IndonesiaX Muhammad Nuh berharap industri keuangan syariah di Indonesia terus berinovasi agar bisa menempati posisi pertama di dunia. Untuk itu, dibutuhkan strategi out of the box untuk bersaing dengan negara-negara lain.
Menurut Nuh, strategi seperti yang dilakukan Sultan Muhammad Al Fatih dalam menaklukan Konstantinopel patut ditiru. Mantan Mendiknas dan Menkominfo itu bercerita soal penaklukan Kekaisaran Byzantium, dimana pemimpinnya memiliki strategi yang tidak terduga, dan tidak terpikirkan oleh siapapun.
“Itu kapal dinaikkan ke perbukitan, baru dicemplungi lagi di lautan yang penjagaannya tidak kuat. Artinya kalau kita bisa cari terobosan-terobosan, insya Allah ekonomi syariah akan bisa menaklukkan itu,” kata M. Nuh dalam Konferensi Islamic Economics and Finance: Present and Future, di Jakarta, Senin (19/3).
Guru Besar ITS Surabaya itu juga berpesan agar Indonesia tidak pesimistis meski ekonomi syariah Indonesia berada di urutan ke-10, jauh dibawah negara tetangga, Malaysia. Justru, bagi Nuh, hal itu merupakan peluang untuk bisa naik ke posisi yang lebih baik.
“Kalau dilihat dari indikator-indikator kesuksesannya, kita rangking 10. Tetapi kami membahasakannya bukan dalam bahasa pesimis. Dengan melihat potensi yang begitu dahsyat tadi dan sekarang potensi kita ada di 10, artinya kita masih punya lahan yang begitu dahsyat. Kesempatan buat kita semua bahwa tidak lama lagi Indonesia akan menggeser siapapun yang berada di atas Indonesia,” ujarnya.
Industri syariah di Indonesia dinilai jauh tertinggal dibanding Malaysia. Data Global Islamic Economy Indicator mencatat dari 15 negara industri halal terbesar di dunia, Indonesia berada di peringkat ke-10 dengan skor 36. Sedangkan peringkat pertama diduduki Malaysia dengan skor 121.
IndonesiaX merupakan pemilik platform pendidikan online www.indonesiax.co.id yang menyediakan kursus online mengenai ekonomi dan keuangan syariah.

