Sumber daya manusia (SDM) menjadi elemen penting dalam pengembangan industri pariwisata. Menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015 setidaknya sudah ada lebih dari 64 ribu SDM yang bekerja di bidang pariwisata Indonesia telah mendapat sertifikasi.

Mari menambahkan sejak 2007 sektor pariwisata telah mulai mengantisipasi terbentuknya MEA karena pariwisata merupakan sektor prioritas. Kesepakatan dibawah MEA untuk pariwisata antara lain terkait dengan menyepakati standar kompetensi untuk profesi pariwisata dan meningkatkan kualitas profesional SDM dengan melakukan sertifikasi.
Sejak 2007 hingga 2014, Kemenparekraf telah melakukan program sertifikasi sebanyak 64.127 tenaga kerja bidang pariwisata antara lain bidang hotel dan restoran, spa, biro perjalanan wisata, MICE, tour leader, jasa boga, maupun wisata minat khusus seperti arung jeram dan selam. “Jumlah tenaga kerja yang telah mendapat setifikat ini jauh di atas target yang ditetapkan pada akhir 2014 sebanyak 50 ribu tenaga kerja pariwisata,” cetus Mari.
Dalam hal penetapan standar kompetensi, Indonesia menjadi lead country dalam pengembangan SDM Pariwisata ASEAN sejak 1998. Standar kompetensi SDM pariwisata tingkat ASEAN (ACCSTP) sebagian besar adalah standar yang diterapkan di Indonesia. Selain itu Indonesia juga ditunjuk sebagai Regional Sekreatariat yang memfasilitasi implementasi dari MRA (Mutual Recognition Arrangement/MRA) tenaga kerja profesional pariwisata di kawasan ASEAN.
Mari menuturkan pertumbuhan sektor pariwisata ASEAN merupakan tertinggi di dunia, dimana sepanjang periode 2005-2012 tumbuh rata-rata 8,3 persen per tahun atau di atas rata-rata pertumbuhan pariwisata global yang hanya 3,6 persen per tahun. “Bahkan tahun 2013 arus kunjungan wisatawan ke negara ASEAN sudah mencapai 92,7 juta atau meningkat 12 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sementara pertumbuhan global hanya 5 persen,” kata Mari.
Menurutnya, peran sektor pariwisata akan semakin penting bagi perekonomian negara-negara ASEAN. Diproyeksikan potensi kontribusi pariwisata terhadap perekonomian kawasan ASEAN akan mencapai 480 miliar dolar AS pada tahun 2013, sementara pertumbuhan investasinya sekitar 6,8 persen per tahun. “Ini tentunya menjadi peluang sekaligus tantangan bagi pariwisata Indonesia, bagaimana agar dapat memanfaatkan peluang tersebut untuk memperkuat perekonomian nasional,” pungkas Mari.

