sukuk global

Tunisia Berencana Terbitkan Sukuk

[sc name="adsensepostbottom"]

Kabar sukuk terbaru kembali datang dari Benua Afrika. Kali ini berasal dari Tunisia yang berencana meramaikan pasar sukuk negara dalam waktu dekat.

sukuk globalPemerintah Tunisia pun telah menunjuk sejumlah bank sebagai arranger sukuk, diantaranya Citigroup, Natixis, Standard Chartered, dan salah satu bank regional. Sukuk negara Tunisia berperingkat Ba3/B/BB- ini direncanakan akan diterbitkan dalam denominasi dolar AS.

Jika pemerintah Tunisia menerbitkan sukuk perdananya di tahun ini, maka langkah itu akan mengikuti sejumlah negara sebelumnya, seperti Inggris, Sharjah, Hong Kong, Afrika Selatan, dan Luxembourg. Tunisia yang mayoritas penduduknya adalah muslim dinilai menjadi lahan investasi yang sesuai bagi investor syariah.

Akhir-akhir ini negara yang terletak di utara benua Afrika ini pun cukup aktif di pasar modal. Di awal bulan ini Tunisia baru saja menerbitkan Samurai Bond sebesar 50 miliar yen dan obligasi senilai 500 juta dolar AS. Baca Juga: Sukuk Negara Semakin Diterima Investor Global

Perlu Kejelasan Regulasi

Namun, rencana menerbitkan sukuk sendiri tidaklah mudah karena perlu ada kejelasan regulasi yang mengiringinya. Afrika Selatan saja membutuhkan waktu lebih dari dua tahun mempersiapkan penerbitan sukuk negara perdananya, dan kini sedang mengkaji perlakuan pajak untuk memfasilitasi penerbitan sukuk korporasi.

Menurut Global Head of Islamic Finance Clifford Chance, Qudeer Latif, ada beberapa negara yang masih mengkaji pajak terkait sukuk, diantaranya Maroko, Mesir, Tunisia, Nigeria, Senegal, dan Afrika Selatan. “Sejumlah negara saat ini ada yang sudah mengesahkan aturan pajak terkait sukuk dan ada yang masih dalam proses membuat aturan tersebut,” kata Latif, dilansir dari reuters, Senin (20/10).

Berdasar data Dana Moneter Internasional, hanya ada 38 lembaga keuangan syariah di benua Afrika. Namun di sisi lain, lembaga internasional Islamic Development Bank pun aktif membiayai proyek infrastruktur di kawasan itu dengan menggunakan akad keuangan syariah.

Pada bulan ini IDB membiayai proyek energi di Maroko senilai 2,6 miliar dolar AS dengan memakai akad istishna dan wakala. “Langkah IDB ini menunjukkan bahwa keuangan syariah dapat dipakai sebagai sumber dana untuk proyek infrastruktur di wilayah Afrika lainnya,” kata Latif. Anak usaha IDB lainnya juga mulai meningkatkan aktivitasnya di Afrika, dengan membantu mendirikan bank syariah, perusahaan leasing dan asuransi syariah.