logo halal MUI.foto: MUI

Pelajar Target LPPOM MUI

[sc name="adsensepostbottom"]

Sosialisasi produk halal terus digalakkan dengan menyasar para pelajar, seperti halnya yang dilakukan oleh  LPPOM MUI Provinsi Bali.

logo halal MUI.foto: MUI
logo halal MUI.foto: MUI

Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) Provinsi Bali, H. Roichan Muchlis menyatakan, dalam upaya mengembangkan produk halal di Bali, pihaknya mengadakan sosialisasi melalui kalangan anak-anak muda terutama para pelajar di sekolah-sekolah. “Jika anak muda sadar tentang produk halal, mereka akan mengutamakan mengkonsumsi makanan yang halal,” kata Roichan, saat ditemui di INDHEX 2014 di Kemayoran Jakarta, Kamis pekan lalu.

Bahkan, tegas Rochim, non Muslim di Bali juga turut ambil bagian dalam konsumsi halal yang berkualitas thoyib. Namun hal ini, belum cukup disadari oleh bangsa-bangsa terutama umat Muslim. Bangsa yang mayoritas non Muslim ikut andil dalam mensosialisasikan produk halal karena diyakini bahwa produk halal bukan hanya disukai kalangan umat Islam. Namun sudah menjadi trend global halal. “Kami akan terus mensosialisasikan produk halal di Bali,” katanya.

Lebih lanjut Roichim menuturkan, produsen makanan yang memiliki sertifikasi halal di Pulau Dewata kebanyakan berasal dari para pengusaha kalanganan non Muslim.Dari 50 produsen makanan yang tercatat memegang sertifikasi halal di Bali, cuma 11 orang saja yang diketahui sebagai pemeluk agama Islam. Sisanya adalah pengusaha yang bukan umat Islam. Bahkan, katanya, banyak perusahaan makanan dan minuman yang bukan umat Muslim, namun memegang sertifikasi halal, dengan alasan lain karena para pengusaha tersebut ingin berusaha untuk memberikan kenyamanan konsumennya.

Sementara Kepala Bidang Administrasi Sertifikasi Halal LPPOM MUI Pusat, Nur Wahid mengatakan, pihaknya sudah melaksanakan program sosialisasi halal secara simultan dengan LPPOM di setiap provinsi di Indonesia. Sosialisasi produk halal ini ditujukkan kepada masyarakat, pemerintah dan pengusaha untuk menjelaskan apa itu halal, bagaimana mendapatkan sertifikasi halal dan pentingnya mengkonsumsi halal dan thoyib. “Cara-cara sosialisasi seperti ini akan terus kami kembangkan,” katanya.

Selain itu, pihaknya juga bekerjasama dengan radio dan tv lokal untuk menyampaikan sosialisasi produk halal dengan program yang sangat efektif secara rutin. Dengan gencarnya sosialisasi, masyarakat pun merespon dengan baik. Sehingga produk halal merupakan kebutuhan penting, apalagi dengan kondisi saat ini masih banyak yang serba tidak jelas mengenai kehalalan makanan. Maka masyarakat membutuhkan jaminan mana produk yang halal.

Nur Wahid menuturkan, sosialisasi halal juga melibatkan masyarakat, pelajar dan mahasiswa. Bahkan dalam banyak kejadian, masyarakat yang mencari tahu sendiri mengenai informasi produk halal. “Halal menjadi tren global, sehingga semua orang berlomba menjadikan halal sebagai gaya hidup,” tandasnya.