Dalam rangka pengembangan SDM syariah, mahasiswa Indonesia ikut program pertukaran pelajar di universitas Ngeri Jiran (13-18/11) . Muhamad Kowi, mahasiswa STEI Tazkia, salah satu peserta mengisahkan pengalamannya.

Jadi mahasiswa bukan sekadar belajar di kampus. Diperlukan variasi aktivitas sesuai dengan kemampuan yang dibutuhkan di era kompetisi global saat ini. Oleh karena itu, untuk mengasah kemampuan networking, mahasiswa dapat mengikuti program pertukaran pelajar. Inilah yang dilakukan oleh mahasiswa pilihan di STEI Tazkia.
Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Tazkia menyelenggarakan program student exchange ke Universiti Sains Islam Malaysia (USIM). Kegiatan ini diikuti oleh lima orang mahasiswa STEI Tazkia yaitu Achlita Dewinta Fajrin (Akuntansi Islam 12), Muhamad Kowi (Akuntansi Islam 13), M. Fauzi Ruhiyat (Bisnis Manajemen Islam 13), M. Abda’u Zaki (Bisnis Manajemen Islam 13), dan Listi Rana (Ekonomi Islam 13) dengan Dr. Abdul Rasyid sebagai dosen pembimbing.
Belajar Ekonomi Islam di USIM
Pertukaran pelajar tersebut berlangsung selama seminggu dari tanggal 13 Nopember s.d 18 Nopember 2014. Dalam acara ini mereka belajar mengenai ekonomi Islam di Universiti Sains Islam Malaysia baik di tataran teori maupun praktik, di samping kunjungan ke instansi keuangan di Malaysia. Program ini diikuti oleh lima kampus dari tiga negara, yaitu STEI Tazkia, Universitas Muhamadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor, Universiti Sains Islam Malaysia (USIM), Xi’an International Studies University (XISU) Tiongkok.
Di awali pada Jum’at (14/11), USIM sebagai tuan rumah mengadakan acara welcoming session untuk menyambut para mahasiswa luar negeri. Dibuka oleh Dekan Fakultas Ekonomi dan Muamalat. Setelah itu dilanjutkan dengan sambutan dari dosen pembimbing dari tiap perguruan tinggi. Pada intinya paparan mereka tentang kerjasama yang terjalin untuk terus dilanjutkan dan ditingkatkan bukan terbatas pada pertukaran pelajar, namun lebih dari itu seperti penelitian dan pengembangan, pertukaran dosen, akademik, dan lain sebagainya. Baca juga: Konferensi Ekonomi Syariah Indonesia diramaikan Peneliti Malaysia
Di hari yang sama para mahasiswa mengikuti program sit in class, yaitu mengikuti belajar di kelas sesuai dengan jurusan yang diambil baik itu Manajemen, Akuntansi, maupun Ekonomi Islam. Mahasiswa pertukaran, termasuk perwakilan dari Indonesia, terlihat cukup aktif di kelas ini. Selain berkesempatan menjadi international student, mahasiswa pertukaran juga memeroleh perbandingan dengan proses pembelajaran yang diterapkan di kampus asal mereka. “Kami sangat senang mengikuti program ini, baik proses pembelajaran, sarana dan lingkungan yang memadai serta kondusif, serta orang-orang disini ramah”, kata Xi Xioyu, salah satu mahasiswa yang berasal dari Xi’an International Studies University, Tiongkok.
Hari berikutnya, Sabtu (15/11/2014), kami mengikuti National Economic Symposium. Acara dibuka dengan pembacaan Asmaul Husna, Lagu Kebangsaan Malaysia “Negaraku”, dan Mars USIM. Paparan dari panelis pertama disampaikan oleh Dr. Mohammad Alinor Abdul Kadir tentang “Renungan Bermatematik Terhadap Amalan Arthasastra/ Ikhtisad/ Oikonomia Tamadun Melayu”. Dialog interaktif dengan para mahasiswa pun menambah semarak acara simposium ini.
Tanya jawab berlangsung aktif, baik dari mahasiswa STEI Tazkia, Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor, Universitas Muhamadiyah Yogyakarta, serta dari USIM sebagai kampus penyelenggara. Paparan kedua oleh Anas Alam Faizli mengenai “Keadilan Ekonomi ke Arah Malaysia Sejahtera”. Tak ayal disetiap paparan beliau disertai data dan fakta. Beliau juga seorang penulis buku yang berjudul “Rich Malaysia Poor Malaysians”. Sebuah karya tulis yang patut dikaji dan dipelajari oleh semua kalangan terlebih mahasiswa.

