Investor PeDe Bangun Pabrik di Indonesia

[sc name="adsensepostbottom"]

Indonesia semakin menarik perhatian investor. Dalam sebuah survei, sejumlah perusahaan menyatakan minatnya untuk membangun pabrik di Indonesia, dibanding di negara-negara Asia Tenggara lainnya.

sukuk2Berdasar survei Economist Intelligence Unit yang disponsori oleh Baker & McKenzie dan CIMB Group Holdings kepada 75 perusahaan, setidaknya sejumlah perusahaan itu menyatakan akan membangun 54 pabrik baru di Indonesia hingga 2019. Dengan peningkatan 68 persen ini menjadikan posisi Indonesia akan melampaui Malaysia dan Thailand dengan total 133 pabrik.

Menurut praktisi hukum Hadiputranto, Hadinoto & Partners (anggota Baker & McKenzie), Mochamad Fachri, pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM) ke infrastruktur dinilai akan mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi. Setelah pemilihan umum presiden tahun lalu, banyak perusahaan mulai merealisasikan rencana ekspansinya ke Indonesia. “Investor yakin transisi pemerintahan berjalan sukses dan pemerintah menunjukkan komitmennya mereformasi keuangan publik dengan mengalihkan subsidi BBM,” ujar Fachri, dikutip dari bloomberg, Rabu (14/1). Baca: Mengurai Polemik Subsidi BBM

Survei Kamar Dagang Inggris di Indonesia pun menunjukkan tingkat kepercayaan bisnis meningkat dari tahun lalu. Investasi diperkirakan naik 15 persen tahun ini dan pemerintah akan lebih mempermudah investasi dengan cara memotong prosedur perijinan. Indonesia pun dinilai akan lebih stabil, seiring langkah pemerintah untuk terus mengembangkan infrastruktur. ”Selain mendorong infrastruktur, Indonesia juga perlu mempermudah aktivitas ekspor-impor dan memperbaiki peraturan ketenegakerjaan,” kata Fachri.

Di sisi lain, survei Economist Intelligence Unit juga menyebutkan Myanmar sebagai negara yang menjadi tujuan investasi setelah Indonesia, dengan rencana 27 pabrik pada 2019. Sedangkan jumlah pabrik di Vietnam diperkirakan bertambah dari 51 pabrik menjadi 75 pabrik, dan Filipina meningkat dari 74 pabrik menjadi 98 pabrik. Baca Juga: Seberapa Besar Potensi Pasar ASEAN?