Brand Kivitz di Hijab Speak di fX Mall Sudirman, 2013. Foto: Kivitz

Ingin Produk Anda Sukses Dipasarkan? Bidik Pasar GenM!

[sc name="adsensepostbottom"]

Gairah keberagamaan kalangan Muslim menengah perkotaan di tanah air semakin hari semakin kuat. Gairah ini pula lah yang membentuk Generasi Muslim atau GenM menjadi semakin banyak di tanah air. Seperti apakah wujud GenM tersebut, dan seberapa besarkah potensinya?

Brand Kivitz di Hijab Speak di fX Mall Sudirman, 2013. Foto: Kivitz

Menurut motivator – Yuswohady, dalam satu dekade terakhir ini, gairah keberagaman kalangan masyarakat menengah Muslim di Indonesia memang semakin kuat. Bahkan symbol-simbol agama itu berkorelasi dengan konsumerisme di kalangan muslim kota.

“Gairah keberagamaan bisa kita lihat dengan semakin maraknya perempuan yang mengenakan jilbab, dengan menggunakan trade mark ‘hijab’. Kini Muslimah Indonesia tidak malu-malulagi bergaya dengan pakaian hijabnya. Bagi mereka, hijab bukan sekedar pakaian yang menutup aurat, tapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup muslimah masa kini,” papar Yuswohady.

Selain itu, lanjut Yuswohady, kesadaran terhadap produk halal lainnya juga terus meningkat, seperti makanan halal, kosmetik halal, wisata halal, industri bank dan keuangan syariah, dan banyak lagi.

Dan faktanya, lanjut Yuswohady, kalangan masyarakat GenM tersebut semakin lama semakin membesar di tanah air. Karena seperti dipaparkan lebih lanjut oleh Yuswohadi, bahwa pada tahun 2020 mendatang jumlah penduduk kelas menengah Muslim Indonesia diprediksikan akan mencapai jumlah 147 juta jiwa.

“Rinciannya adalah kelas menengah atas Muslim sebesar 27 juta jiwa, kelas menengah 37,5 juta jiwa, dan kelas menengah bawah 27,7 juta jiwa,” jelas Yuswohady.

Nah, potensi pasar yang demikian besar itu, adalah sangat disayangkan kalau tidak bisa dimanfaatkan oleh para pemasar (marketing) di tanah air.

“Potensi pasar yang gemuk dan menggiurkan ini sudah selayaknya menjadi perhatian bagi para pemasar,” himbau Yuswohady.

Menurut Yudwohady, potensi pasar kelas menengah Muslim yang tinggi tersebut sangat penting untuk diperhatikan oleh pemasar.

“Bukan saja karena mereka sudah memiliki daya beli yang cukup tinggi, tapi mereka juga memiliki karakteristik konsumen yang agak berbeda dengan konsumen secara umum. Selain peduli dengan produk dan layanan yang prima, kelas menengah Muslim juga sangat memperhatikan aspek spiritualitas dalam setiap produk dan layanan yang mereka gunakan,” lanjut Yuswohadi lagi.

Oleh karena itulah, lanjut Yuswohady, agar para pemilik merek bisa meraih pasar kelas menengah Muslim yang sangat besar dan prospektif tersebut, maka pemilik merek harus mampu memberikan dua manfaat sekaligus kepada para kaum kelas Menengah itu, yakni manfaat duniawi dan manfaat akhirati.

“Duniawi, ini menggambarkan manfaat fungsional dan emosional. Sementara Akhirati harus mencerminkan kepatuhan terhadap nilai-nilai agama Islam. Tentu saja ini pekerjaan yang tidak ringan, karena para pemilik merek harus memberikan dua value tersebut,” demikian Yuswohady.