Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) akan menyelenggarakan Indonesia Banking Expo (IBEX) yang ke 4 pada 28-30 Agustus 2014. Tema yang diangkat adalah “Peran Aktif Perbankan dalam Mendorong Perkembangan Industri Substitusi Impor Untuk Mewujudkan Ekonomi Berdikari”.

Ketua Umum Perbanas, Sigit Pramono, mengatakan dalam penyelenggaraan kali ini Perbanas mengajak masyarakat Indonesia untuk menjadi masyarakat yang modern dan berdikari.”Masyarakat yang berdikari adalah tujuan utama dari pembangunan ekonomi. Industri perbankan sebagai motor utama ekonomi nasional, punya peran signifikan untuk meningkatkan kapabilitas masyarakat agar dapat lebih berdaya dan berdikari,” ujar Sigit, dalam kick off IBEX 2014, Jumat (18/7).
Ia menambahkan saat ini Indonesia masih tergantung pada impor. Hal itu dapat terlihat dari makin meningkatnya defisit neraca perdagangan dari tahun ke tahun. “Perekonomian Indonesia masih tergantung pada impor. Akibatnya, perekonomian Indonesia rentan pada nilai tukar mata uang dan ekonomi regional. Padahal sebagai pasar terbesar ketiga di Asia, Indonesia sebenarnya tidak perlu tergantung dengan negara lain,” papar Sigit.
Ia menuturkan saat ini Indonesia tidak bisa lagi hanya mengandalkan roda perekonomian pada sumber daya alam, karena produksinya akan mulai berkurang dari tahun ke tahun. Sigit menyontohkan Singapura yang tidak punya sumber daya alam melimpah, namun menjadi salah satu negara di Asia Tenggara dengan pendapatan per kapita tertinggi.
“Kalau mengandalkan perekonomian dengan sumber daya alam kita akan tertinggal, karena itu kami ingin industri kreatif bisa mendorong ekonomi berdikari, jadi berbasis budaya seni yang menjadi unggulan kita selama ini karena industri jasa dan kreatif tidak mengandalkan sumber daya alam. Kita harus mengandalkan industri kreatif menuju ekonomi berdikari sehingga bisa mengurangi impor,” jelas Sigit. Ia mengutarakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, pun telah menyebutkan industri substitusi impor adalah bagian dari ekonomi kreatif.
Dari IBEX 2014 pun diharapkan dapat menghasilkan masukan bagi pemerintahan baru di masa mendatang agar dapat memberi kebijakan jelas terkait industri substitusi impor. Sigit mengemukakan dari IBEX ini akan dimulai dengan mengidentifikasi permasalahan bagaimana dapat mengurangi beban neraca perdagangan dengan mendorong industri dalam negeri yang berbasis pada industri substitusi impor.
Sampai saat ini belum dapat diketahui berapa statistik industri substitusi impor. “Karena itu kami ajak pemerintah untuk menyamakan pemahaman mengenai industri ini dan mana dari industri tersebut yang akan didorong menjadi prioritas. Harus ada kebijakan rencana yang jelas seperti apa industri yang disebut industri substitutsi impor, Apakah industri tekstil misalnya, atau industri lain?,” kata Sigit. Menurutnya, ini saat bagi perbankan, pemerintah, regulator dan pelaku usaha untuk mulai mendefinisikan apa yang dimaksud dengan ekonomi berdikari, tidak tergantung pada negara lain.
IBEX 2014 akan digelar di Jakarta Convention Center dengan serangkaian seminar dan pameran. Ajang ini bertujuan untuk membuka wawasan dari para pelaku industri maupun regulator atau otoritas agar dapat mengambil dan melakukan langkah-langkah yang sinergis yang dapat dilakukan oleh industri perbankan Indonesia, demi mendorong tercapainya pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat Indonesia. Dalam IBEX 2014 akan ada satu sesi seminar perbankan syariah dengan tema Solusi Perbankan Syariah pada tanggal 28 Agustus 2014 pukul 13.30-15.00 dengan pembicara Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Seluruh Indonesia, Yuslam Fauzi.

