Bank terbesar di Dubai, Noor Bank menyatakan ketertarikannya untuk berinvestasi di Indonesia melalui instrumen sukuk negara.
Perwakilan Noor Bank bertemu dengan Menteri Keuangan RI Bambang PS Brodjonegoro kemarin, Selasa malam (25/8). Kedatangan investor asal Dubai tersebut adalah untuk menyampaikan komitmennya menanamkan modal di surat berharga syariah negara (SBSN) yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia.
Bambang menuturkan meski di tengah lesunya perekonomian dunia, para investor Dubai melihat investasi pada SBSN Indonesia tetap menarik. “Ada rencana dari investor-investor di Dubai yang dipimpin oleh Noor Bank ini untuk investasi sukuk di Indonesia. Mereka akan masuk ke sukuk kita dengan jumlah yang signifikan,” ujar Bambang. Baca: Pemerintah Concern Angkat Kualitas Sukuk Indonesia
Menurut Bambang, investasi tersebut berpotensi untuk memperkuat cadangan devisa dalam negeri dan membantu Bank Indonesia (BI) menjaga stabilitas nilai tukar mata uang rupiah. “Kami berharap nantinya bisa memperkuat cadangan devisa, tentunya yang akan membantu BI dalam menjaga stabilisasi nilai tukar. Jadi kita sambut baik tawaran yang sangat menarik dari investor Timur Tengah yang akan dipimpin Noor Bank,” jelas Bambang.
Deputi Chief Executive Officer Noor Bank Ahmed Aljanahi, mengatakan pihaknya sedang berupaya meningkatkan investasi syariah, termasuk diantaranya ke pasar-pasar negara berkembang seperti Indonesia. “Sebelumnya kami telah menerbitkan sukuk 500 juta dolar AS untuk Garuda Indonesia. Kini kami mendiskusikan untuk berinvestasi dalam jumlah besar di sukuk,” ujar Aljanahi.
Aljanahi menilai Indonesia potensial mengembangkan ekonomi syariah. Noor Bank, yang memiliki afiliasi dengan pemerintah Uni Arab Emirat, pun telah berpengalaman dalam menghimpun investor dan berinvestasi di surat berharga syariah. Pada Maret 2015 Noor Bank telah menerbitkan sukuk global senilai 500 juta dolar AS. Baca: Dubai Geser Malaysia Jadi Pusat Sukuk Global
Diperkirakan nilai investasi para investor Timur Tengah di sukuk negara mencapai lebih dari 500 juta dolar AS. Sukuk tersebut pun akan diterbitkan dengan metode private placement. Di pasar keuangan internasional Indonesia menjadi negara penerbit sukuk global terbesar ke dua di dunia dengan total penerbitan 5,65 miliar dolar AS. Di peringkat pertama adalah Uni Emirat Arab dengan jumlah mencapai 8,22 miliar dolar AS.