berita ekonomi syariah

BCA Capai Laba Bersih Rp3,7 Triliun Per Januari – Maret 2014

[sc name="adsensepostbottom"]

PT Bank Central Asia Tbk (IDX: BBCA) mengumumkan pencapaian kinerja yang solid pada triwulan I 2014. Indikasi itu bisa terlihat dari laba bersih yang meningkat 26,7% menjadi Rp 3,7 triliun pada triwulan I 2014 dari Rp 2,9 triliun pada periode yang sama tahun 2013. Kemudian pendapatan operasional BCA (total pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya) tumbuh 27,3% menjadi Rp 9,7 triliun pada triwulan I 2014 dari Rp 7,7 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Marjin Bunga Bersih (NIM) meningkat 60 bps menjadi 6,5% pada Maret 2014 dari 5,9% pada Maret 2013, ditopang oleh yield aset produktif yang lebih tinggi dan peningkatan kontribusi kredit terhadap total aset produktif.

berita ekonomi syariahPresiden Direktur BCA – Jahja Setiaatmadja mengungkapkan, “Kami melaporkan kinerja BCA yang solid pada triwulan I 2014, dimana pencapaian tersebut mencerminkan kemampuan kami dalam merespon secara efektif kondisi ekonomi saat ini. Portofolio kredit terus tumbuh dengan kualitas yang tetap terjaga. Kami melihat adanya permintaan kredit yang tinggi di triwulan I 2014 yang berasal dari nasabah korporasi. Hal tersebut mengindikasikan keyakinan pelaku bisnis terhadap prospek ekonomi Indonesia. Di tengah kondisi likuiditas yang semakin ketat, kepercayaan nasabah dan brand image yang kuat telah memungkinkan BCA untuk mengembangkan basis pendanaan secara keseluruhan.”

Portofolio kredit mencapai Rp 317,2 triliun pada akhir Maret 2014, meningkat 19,7% YoY. Keseluruhan portofolio kredit BCA terdiversifikasi dengan komposisi kredit korporasi sebesar 33,4% terhadap total portofolio, sedangkan kredit komersial & UKM serta kredit konsumer masing-masing berkontribusi 39,1% dan 27,5%. Kredit korporasi tumbuh Rp 18,5 triliun atau 21,1% YoY menjadi Rp 106,1 triliun.

Sementara itu, kredit komersial & UKM meningkat 17,4% YoY menjadi Rp 124,1 triliun. Kredit konsumer, didukung oleh kinerja Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), naik 21,6% YoY menjadi Rp 87,1 triliun. KPR meningkat 20,9% YoY atau Rp 9,1 triliun menjadi Rp 52,9 triliun. Jika dilihat secara triwulanan, pertumbuhan KPR relatif datar pada triwulan I 2014, serupa dengan tren pada triwulan IV 2013. KKB tumbuh Rp 26,9 triliun dari Rp 21,7 triliun, naik 23,8% YoY. Sementara itu, outstanding pinjamankartu kredit meningkat 18,3% YoY menjadi Rp 7,3 triliun pada Maret 2014.

Pertumbuhan kredit diimbangi dengan posisi neraca yang likuid. Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) tercatat sebesar 77,1% pada Maret 2014. Rasio kredit bermasalah (NPL) tetap berada pada level yang cukup rendah yaitu 0,5% dengan rasio cadangan sebesar 388,0% pada Maret 2014. Selain itu, BCA juga berhasil menjaga posisi permodalan yang kokoh dengan rasio kecukupan modal (CAR) tercatat sebesar 17,7% pada Maret 2014 dibandingkan 16,6% pada Maret 2013.

BCA mempertahankan posisi pendanaan yang solid dengan total dana pihak ketiga sebesar
Rp 406,8 triliun pada Maret 2014, naik 10,6% YoY. Saldo dana rekening transaksi (giro dan tabungan atau CASA) merupakan porsi utama dana pihak ketiga yaitu sebesar 77,7% dari total dana. Dana CASA meningkat 5,9% YoY. Dana giro naik 6,9% YoY menjadi Rp 98,6 triliun, sementara dana tabungan tumbuh 5,4% YoY menjadi Rp 217,4 triliun. BCA mencatat pertumbuhan signifikan pada dana deposito sebesar 30,8% YoY menjadi Rp 90,8 triliun sejalan dengan kenaikan suku bunga deposito secara bertahap.

Jahja Setiaatmadja menambahkan, “Meskipun diperkirakan perekonomian akan melambat dalam jangka pendek, namun kami tetap optimis terhadap prospek ekonomi dan industri perbankan Indonesia. Kami akan terus mencermati secara seksama perkembangan ekonomi makro dan tetap fleksibel serta siap-sedia untuk mengambil langkah strategis guna merespon perubahan yang terjadi dan pada saat yang sama terus mengoptimalkan kepentingan para stakeholder.” *