trik mencari beasiswa ala ahmad fuadi

Beasiswa Bukan Buat Orang Pintar!

[sc name="adsensepostbottom"]

Man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh akan membuahkan hasil. Kalimat tersebut seakan menjadi ‘mantra’ bagi setiap orang yang bersungguh-sungguh ingin mencapai suatu impian.

trik mencari beasiswa ala ahmad fuadi
Ahmad Fuadi, penulis novel laris Negeri 5 Menara. Foto: Istimewa

Kalimat tersebut jugalah yang dikenalkan oleh Ahmad Fuadi, penulis buku bestseller Lima Menara, dan menjadi pemecut dirinya untuk menggapai mimpi bersekolah hingga ke luar negeri.

Dalam Talkshow ‘Kejarlah Ilmu Sampai Lima Benua dengan Beasiswa’ yang digelar di Indonesia International Book Fair 2014, Jumat (7/11), Fuadi memaparkan mengenai kiat-kiat untuk mendapatkan beasiswa. Ia mengatakan beasiswa banyak tersedia seperti laiknya mangga saat musimnya tiba. Yang perlu dilakukan hanyalah rajin mencari informasi mulai dari mendatangi langsung ke kedutaan besar atau pusat kebudayaan, hingga sekedar mencari informasi lewat mesin pencari.

Beasiswa pun tak hanya terbatas pada pendidikan formal sarjana hingga doktor, tetapi juga meluas hingga ke program pertukaran pelajar, kursus singkat, atau fellowship. “Sampai sekarang ada pertukaran pelajar atau mahasiswa, datangi saja dinas pemuda dan olahraga di provinsi. Negara yang membuka program diantaranya Kanada, Australia, Korea, Jepang dan negara-negara ASEAN,” ungkap Fuadi.

Namun, lanjut Fuadi, masih ada saja yang merasa kurang percaya diri untuk memburu beasiswa. “Ada yang kurang percaya diri untuk mendapat beasiswa, padahal ingat beasiswa bukan untuk orang pintar tapi buat yang melebihkan usaha dan memegang prinsip man jadda wajada. Gagal 10 kali santai saja, pola pikirnya harus berubah,” papar Fuadi.

Menurutnya, alat berburu beasiswa yang paling utama adalah keyakinan (belief) dan pola pikir. Untuk itu, kelilingilah diri Anda dengan orang-orang yang positif dalam mendukung impian Anda. Fuadi mengisahkan ketika dirinya termotivasi oleh anggota keluarganya yang mendapat beasiswa ke luar negeri. Motivasinya pun dimulai dari hal yang terkesan sepele, namun cukup membuatnya untuk terus bersemangat mengejar cita-citanya.

“Saya punya paman yang dapat beasiswa dari Swedia dan dia mengirim kartu pos yang bergambar salju. Ketika itu terbit ikhtiar, kapan bisa melihat salju seperti itu juga? Dan impian itu terus membesar, sampai terwujud. Jadi, kalau mereka bisa kenapa kita tidak?”, ujar Fuadi.

Untuk menuntut ilmu ini, lanjutnya, juga harus bersemangat dan punya kesungguhan. Di saat mengalami kegagalan berkali-kali, cobalah mengevaluasi diri dan membedah apa saja kekurangan yang ada. “Rahasia lain dapat beasiswa selain bekerja keras, juga adalah doa. Minta doa dari orangtua,” imbuh Fuadi.

Dalam event ini, Fudi juga memaparkan proses seleksi umum beasiswa. Dimulai dari pengisian formulir, seleksi persyaratan administratif, tes tulis, wawancara, rapat tim seleksi, hingga pengumuman. Di saat mengisi formulir di tahap awal, Fuadi mengimbau agar para calon penerima beasiswa menulisnya dengan baik agar lolos ke tahap berikutnya. “Saya isi formulir bisa dua bulan, karena itu satu-satunya kesempatan ‘menjual diri’ kepada pemberi beasiswa di tahap awal,” tukas Fuadi.