PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) melaporkan perolehan laba bersih konsolidasi (audited) yang berakhir 31 Desember 2014 sebesar Rp2,3 triliun (2013: Rp4,3 triliun), dengan pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 5,6% Year on Year/YoY menjadi Rp10,7 triliun.

Presiden Direktur CIMB Niaga – Arwin Rasyid mengatakan, “Kondisi ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2014 sangat menantang akibat pemilu presiden, pencabutan subsidi, kenaikan inflasi dan gejolak mata uang serta harga komoditas. Industri perbankan sendiri merasakan persaingan untuk menghimpun dana semakin ketat sedangkan pasar modal melemah dan kualitas aset menjadi perhatian. CIMB Niaga dapat beradaptasi dengan tantangan-tantangan tersebut, sebagaimana terlihat dari kenaikan biaya operasional yang tidak terlalu tinggi, yakni masih di bawah laju inflasi. Meski demikian, kami mencatat adanya kenaikan provisi sepanjang 2014.”
Menurut Arwin Rasyid, dalam kondisi ini, CIMB Niaga telah melakukan sejumlah inisiatif, antara lain re-pricing kredit berdenominasi Rupiah, meningkatkan Current Account Savings Account (CASA), mempercepat restrukturisasi dan recovery kredit, serta mengimplementasikan pengelolaan biaya yang efektif. “Kami juga akan meneruskan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia, pengelolaan risiko, infrastruktur dan meningkatkan sistem perbankan untuk mendukung tahap pertumbuhan selanjutnya,” tutur Arwin.
Arwin lalu memaparkan, dengan total aset mencapai Rp233,2 triliun per 31 Desember 2014 atau meningkat sebesar 6,5% YoY, CIMB Niaga melanjutkan posisinya sebagai bank terbesar kelima di Indonesia dari sisi aset. Hal ini seiring dengan meningkatnya jumlah kredit yang disalurkan sebesar 12,4% YoY menjadi Rp176,4 triliun di akhir tahun.
Menurut Arwin, dari total kredit tersebut di atas, semua segmen mencatatkan pertumbuhan yang positif. Kredit di segmen Korporasi tumbuh 26,2% YoY menjadi Rp55,4 triliun, kredit Small Medium Micro Enterprise (SMME) naik 12,2% YoY menjadi Rp34,9 triliun, sementara kredit Perbankan Komersial tumbuh 5,7% YoY menjadi Rp36,1 triliun. Adapun kredit di segmen Konsumer mengalami pertumbuhan sebesar 4,4% YoY menjadi Rp50,0 triliun.
Lebih lanjut dijelaskan Arwin, sejumlah segmen bisnis di kredit Konsumer, mampu mencatatkan pertumbuhan yang menggembirakan. Personal loan tumbuh sebesar 37,3% YoY menjadi Rp2,2 triliun, sedangkan kartu kredit naik 29,2% YoY menjadi Rp5,3 triliun. Jumlah kartu kredit mencapai 1,8 juta, tumbuh 11,4% YoY. Adapun Micro Finance yang merupakan bagian dari kredit SMME, berhasil tumbuh 27,1% YoY menjadi Rp3,0 triliun di akhir tahun 2014.
Kemudian dari sisi Dana pihak ketiga (DPK) per 31 Desember 2014 tercatat sebesar Rp174,7 triliun atau tumbuh 6,7% YoY. CASA meningkat 8,8% YoY menjadi Rp78,4 triliun, dengan Current Account (giro) dan Savings Account (tabungan) masing-masing memberikan kontribusi sebesar Rp39,2 triliun (tumbuh 6,6% YoY), dan Rp39,2 triliun (tumbuh 11,2% YoY). Hasil ini berdampak positif terhadap rasio CASA CIMB Niaga yang meningkat 88 basis poin (bps) menjadi 44,9%. Lalu CIMB Niaga mencatatkan rasio kredit bermasalah sebesar 3,9% per 31 Desember 2014, dengan pencadangan penghapusan kredit sebesar 88,8%.
Sementara itu, dari sisi perbankan Syariah, Unit Usaha Syariah CIMB Niaga (CIMB Niaga Syariah) mencatatkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp6,4 trilliun serta perolehan DPK sebesar Rp6,8 trilliun per 31 Desember 2014.
“Kami perkirakan kondisi pada semester pertama 2015 masih tetap menantang bagi industri perbankan, namun kami optimis perekonomian akan membaik pada semester kedua tahun ini. Mengingat lingkungan usaha masih belum menggembirakan, CIMB Niaga bersama CIMB Group akan menargetkan angka pertumbuhan yang moderat dengan terus mengontrol ketat biaya dan kualitas aset,” tandas Arwin.

