Wisuda STEI Tazkia 2016 dihaddiri Menteri PPN/ Kepala Bappenas Prof. Dr. Bambang P.S. Brodjonegoro. Kampus ini adalah salah satu penghasil sarjana ekonomi syariah di Indonesia. Foto: Bappenas

Daya Serap Lulusan Ekonomi Syariah Masih Rendah

[sc name="adsensepostbottom"]

Industri baru menyerap 20 persen lulusan ekonomi syariah.

Industri keuangan syariah yang terus bertumbuh setiap tahunnya otomatis memerlukan pula sumber daya manusia (SDM) yang mencukupi dan mumpuni. Kendati kini sudah ada banyak universitas yang memiliki program studi ekonomi dan keuangan syariah, sayangnya daya serap lulusannya ternyata masih rendah.

Ketua Program Studi Keuangan dan Perbankan Syariah Perbanas Puji Hadiyati mengatakan, jumlah lulusan perguruan tinggi S1/S2 program studi ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia rata-rata 6542 orang per tahun, sementara kebutuhan SDM rata-rata perbankan syariah 5900 orang per tahun. Namun, tidak seluruh lulusan ekonomi dan keuangan syariah tersebut terserap oleh lembaga jasa keuangan syariah.

“Berdasar penelitian yang dilakukan oleh Nurul Huda (dosen S2 Universitas Indonesia), daya serap lulusan ekonomi syariah hanya 20 persen. Ternyata kendala utamanya ada pada saat tes awal yaitu kekurangan di soft skill,” ujarnya dalam Seminar Strategi Penguatan Kompetensi Sumber Daya Insani Sektor Jasa Keuangan Syariah di Era MEA, Kamis (8/12).

Selain itu, lanjutnya, lulusan ekonomi syariah juga acapkali kalah bersaing dengan lulusan non ekonomi syariah. “Kendalanya juga adalah di akreditasi, program studi ekonomi syariah yang akreditasi A baru 8, akreditasi B puluhan dan yang akreditasi C lebih banyak lagi, sementara untuk masuk industri persyaratannya akreditasi minimal B,” cetus Puji.

Direktur Bank Syariah Mandiri (BSM) Putu Rahwidhiyasa mengatakan, saat ini BSM menggunakan SKKNI sebagai dasar penentuan kompetensi teknis dan pengembangan kurikulum. “Masih diperlukan korelasi antara kompetensi yang terdapat di SKKNI dengan kurikulum kompetensi yang digunakan oleh universitas. Kalau sudah sama, maka akan lebih mudah bagi bank syariah,” ujarnya.

[bctt tweet=”Kendala utamanya saat tes awal, yaitu kekurangan di soft skill” username=”my_sharing”]