Salah satu masalah mendasar yang harus dihadapi oleh investor saham syariah adalah ketidakpastian prospek suatu perusahaan.
Anda tidak akan pernah tahu dengan secara pasti kinerja serta performa perusahaan di masa mendatang, apakah masih bagus atau memburuk bahkan bisa jadi perusahaan yang digadang-gadang akan memberikan keuntungan yang sangat menjanjikan akan tetapi tiba-tiba mengalami kebangkrutan.
Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan suatu saat perusahaan tersebut mengalami sebuah permasalahan besar sehingga mengalami kemunduran kinerja, atau bahkan bangkrut. Oleh karena itu dalam berinvestasi di saham syariah, dalam hal memutuskan untuk memasukkan seluruh dana yang tersedia hanya pada satu saham saja, itu sangat tidak dianjurkan, tak peduli seyakin apapun rekan – rekan terhadap saham tersebut.
Meskipun anda menguasai Analisa Fundamental atau analisa teknikal bukan merupakan jaminan dimana semua saham syariah yang kita beli akan selalu bergerak naik dan akan memberikan profit besar kepada kita hal tersebut dikarenakan ada kalanya saham yang kita beli mengalami penurunan harga sesaat setelah kita lakukan pembelian.
Sebuah hal yang sangat lumrah dimana setiap orang yang melakukan investasi pasti ingin memperoleh keuntungan besar dengan nilai modal yang semakin bertambah entah menggunakan investasi jangka panjang ataupun produk investasi jangka pendek. Hanya saja, tetap diperlukan sebuah strategi tepat untuk bisa meningkatkan nilai dana yang ditanamkan.
Salah satu ahli ekonomi di Amerika Serikat, Harry Markowitz menuturkan, dalam mengalokasikan dana investasi pada beberapa instrumen dapat menurunkan risiko investasi yang termasuk ke dalam risiko non sistematis, begitupun pada saat berinvestasi saham.
Meski dengan menyebar investasi ke bermacam-macam saham tidak lantas langsung bisa menghilangkan risiko non sistematis, namun langkah untuk diversifikasi portofolio saham dapat mengurangi kemunculan tipe risiko tersebut. Agar performa di dalam portofolio investasi Anda tetap optimal maka sebagai investor, Anda tidak bisa sembarangan memilih saham.
Salah satu caranya adalah diversifikasi, strategi investasi yang masih direkomendasikan para pakar. Beberapa pakar investasi saham berpendapat, investor bisa saja hanya membeli saham dari sebanyak maksimal 10 emiten saja. Dengan demikian, investor akan lebih mudah untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja portofolio sahamnya. Saham-saham dalam portofolio investor disarankan berasal dari sektor yang berbeda, sehingga pada saat satu sektor memiliki kinerja yang buruk atau mendapatkan sentimen negatif dari pasar, portofolio saham lain yang berbeda dari sektor tersebut masih bisa mengalami kenaikan harga.
Diversifikasi merupakan sebuah istilah yang sudah sangat dikenal oleh para investor dan peribahasan yang paling cocok untuk menggambarkan diversifikasi adalah jangan meletakkan seluruh telur dalam satu keranjang. Artinya adalah adanya keragaman dalam investasi yang dibuat oleh para investor. Pada dasarnya investor menciptakan sebuah portfolio yang beragam demi menghindari kerugian.
Maka dari itu, apabila memutuskan untuk melakukan investasi di pasar saham, sebaiknya tidak menempatkan seluruh modal dana Anda di saham satu perusahaan saja atau dikenal oleh para investor muda dengan istilah “Don’t put all your eggs in one basket (jangan menaruh semua telur didalam satu keranjang.”
Di sini kami menyarankan agar rekan-rekan dapat melakukan penyebaran resiko saat akan mengambil keputusan untuk terjun dalam dunia saham dikarenakan Jika satu keranjang terjatuh maka seluruh telur yang terdapat dalam keranjang tersebut akan pecah. perumpamaan diatas dapat di aplikasikan dalam dunia saham syariah Jika seluruh uang rekan – rekan miliki dipergunakan hanya untuk membeli satu saham saja, bila terjadi penurunan harga secara drastis maka BABLAS semua uang yang rekan-rekan miliki.
Akan tetapi apabila rekan-rekan melakukan strategi diversifikasi saham saat melakukan investasi saham syariah, apabila salah satu saham mengalami penurunan harga maka saham lainnya dapat memberikan keuntungan.

