Indeks Syariah Makin Melesat Berkat Kucuran Dana Asing

[sc name="adsensepostbottom"]

Kembalinya dana asing melecut laju indeks syariah dalam bursa saham Indonesia. Laju positif juga dicetak kurs rupiah meski masih bertengger di level 13.058 per dolar AS.

Saham SyariahBursa Efek Indonesia (BEI) hanya meninggalkan indeks sektor tambang yang terkeruk 0,70 persen.

Pada penutupan perdagangan BEI, Jakarta, Selasa, 31 Maret 2015, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) melompat 1,862 poin (1,08%) ke level 174,098. ISSI kini hanya berbeda beberapa poin dari rekor terakhirnya yang dicetak pada 6 Maret 2015 di level 17,741.

Penguatan ISSI kali ini didorong naiknya harga saham dari 124 emiten syariah. ISSI meninggalkan 68 emiten di zona merah dan 61 lainnya berjalan stagnan. Transaksi perdagangan saham syariah kali ini mencapai Rp 4,82 triliun dengan 43,28 miliar saham yang beralihtangan. ISSI menghabiskan seluruh waktu perdagangan di zona hijau. Pelaku pasar bahkan sempat mengerek ISSI ke level tertinggi 174,098 dan terendah di 173,212.

Lonjakan signifikan juga dicetak saham-saham bluechips syariah. Indeks Jakarta Islamic Index (JII) ditutup menguat 7,709 poin (1,07%) ke level 728,204. Sempat menyentuh level tertinggi 730,328, JII hampir saja menyentuh rekor terakhirnya di level 734,847 yang diukir pada 6 Maret 2015.

Lebih dari sepertiga penghuni JII, tepatnya 21 emiten bluechips syariah melaju di zona hijau. Sayang, 7 emiten JII masih bergerak melemah dan 2 lainnya stagnan. Tiga emiten kelompok usaha Astra, mengisi daftar pencetak kenaikan harga tertinggi JII. AALI menjadi pemuncak top gainer dengan kenaikan Rp 500 per saham.

Top gainer lainnya adalah ICBP yang menguat Rp 475, INTP Rp 475, UNTR Rp 250, dan ASII Rp 200 per saham.

Secara keseluruhan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sore ini ditutup menguat 80,019 poin (1,47%) ke level 5.518,675. IHSG akhirnya kembali ke level psikologis baru 4.500. Lantai bursa sore ini dibanjiri dana investor hingga Rp 7,74 triliun dari aksi jual beli 70,72 miliar saham. Setelah tujuh hari menjual portofolionya, investor asing mulai kembali melantai dengan mencetak nett buy Rp 882 miliar.