Indonesia Paling Aktif Terbitkan Sukuk Denominasi Dolar

[sc name="adsensepostbottom"]

Outstanding sukuk berdenominasi dolar pada Juni 2015 tercatat mencapai 16 miliar. Indonesia tercatat menjadi yang paling aktif dalam penerbitan sukuk berdenominasi dolar dengan total outstanding mencapai 7,5 miliar.

sukukPemerintah Indonesia secara reguler menerbitkan sukuk global sebagai bagian pemenuhan pembiayaan APBN, strategi diversifikasi instrumen, mendukung pasar keuangan syariah global dan menciptakan pricing benchmark bagi penerbitan sukuk global. Pada akhir Juni, outstanding sukuk global pemerintah Indonesia tercatat 7 miliar dolar. Sukuk berdenominasi dolar lainnya yang berasal dari Indonesia adalah sukuk Garuda Indonesia yang sebesar 500 juta dolar AS.

Berdasar data Asia Bond Monitor September 2015 yang dirilis oleh Asian Development Bank, di Malaysia sukuk berdenominasi dolar sebanyak 6,5 miliar dolar AS. Pemerintah Malaysia menerbitkan sukuk sebesar 3,5 miliar dolar, sedangkan sukuk korporasi ada 3 miliar dolar. Pasar sukuk berdenominasi dolar juga diramaikan oleh pemerintah Hong Kong yang menerbitkan sukuk perdananya pada September 2014 sebesar 1 miliar dengan imbal hasil 2,005 persen. Setelahnya, pemerintah Hong Kong juga kembali menerbitkan sukuk 1 miliar dolar pada Juni 2015 dengan imbal hasil 1,894 persen.

Sementara, penerbitan sukuk berdenominasi rupiah tercatat pangsanya mencapai 7 persen. Seluruhnya diterbitkan oleh pemerintah Indonesia melalui lelang surat perbendaharaan negara syariah, surat berharga syariah negara, dan penawaran sukuk ritel. Sedangkan, sukuk berdenominasi dolar Singapura dan Brunei pangsanya hanya 1,3 persen.

Malaysia menjadi pasar sukuk terbesar di Asia dan secara global, dengan pangsa 86,5 persen. Diikuti oleh Indonesia dengan 11,1 persen, sedangkan pasar sukuk lainnya seperti Brunei Darussalam, Hong Kong, Cina, dan Singapura total punya pangsa 2,3 persen.

Pada akhir Juni, outstanding sukuk didominasi oleh sukuk berdenominasi ringgit dengan total nilai 154,9 miliar dolar. Ini didorong oleh penerbitan sukuk berdenominasi ringgit oleh beberapa perusahaan, seperti perusahaan perkebunan Indonesia Bumitama Agri menerbitkan sukuk ringgit dua kali pada 2014, sejumlah sukuk korporasi di Singapura, hingga perusahaan Noble Group di Hong Kong.