Industri Keuangan Syariah Diimbau Buka Pintu Bagi Alumni Pesantren

[sc name="adsensepostbottom"]

Industri keuangan syariah di Indonesia telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Upaya pengembangan ekonomi syariah di tanah air pun dinilai tak terlepas dari peran pesantren.

Koperasi pesantrenKepala Badan Penelitian dan Pendidikan Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial, Mu’man Nuryana, mengatakan pengetahuan tentang ekonomi syariah telah dilakukan sejak dini di pesantren, sehingga membuka pintu peluang dan kesempatan bagi tumbuhnya bank syariah di Indonesia. Pesantren dengan norma dan nilai Islam kuat pun beradaptasi dengan cepat sesuai dengan dinamika zaman. “Tinggal bagaimana sektor ekonomi syariah membuka pintu bagi alumni pesantren,” kata Mu’man dalam Bincang Nasional Pengembangan Ekonomi Syariah Melalui Pemberdayaan Pesantren di Gedung Bank Indonesia, Senin (30/3).

Menurutnya, untuk bersinergi dengan pesantren, pihak pelaku keuangan syariah maupun regulator dapat membuat program seperti BI Goes to Pesantren atau Bank Goes to Pesantren. Dengan demikian, diharapkan para santri juga dapat turut menjadi bagian dari pengembangan ekonomi syariah di tanah air. “Pesantren sekarang sudah dalam posisi setara, sehingga tidak ada alasan lain untuk dibedakan,” cetus Mu’man

Pimpinan Pondok Pesantren Buntet, Nahduddin Abbas, mengatakan agar antara perbankan, ekonomi keuangan dengan pesantren dapat mencari jalan selaras dan terbaik. “Di pesantren masih awam soal ekonomi keuangan. Ini bukan suatu rintangan tapi merupakan tantangan yang dihadapi bersama,” kata Nahduddin.

Gubernur BI, Agus Martowardojo, pun mengimbau agar pondok pesantren dapat terus ditingkatkan tata kelolanya, serta memiliki pemahaman dan kesamaan dalam membangun insan mandiri. “Selain mengikuti kurikulum agama juga setidaknya mengikuti kurikulum pendidikan nasional san menghormati kebajikan lokal, karena dengan begitu bagian pengembangan para santri setelah pendidikan di pesantren jadi bisa terbuka,” papar Agus.

Pesantren, Lokomotif Ekonomi Syariah
Menteri Sosial, Khofifah Indra Parawansa, mengatakan peranan pesantren dalam pengembangan perekonomian tidak hanya sebatas meningkatkan kualitas sumber saya insani, namun dengan potensi yang dimilikinya layak menjadi salah satu lokomotif pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. “Hal ini ditandai dengan munculnya beragam inovasi yang menguatkan pesantren sebagai lembaga sosial dan pendidikan untuk menjadi salah satu pilar pemberdayaan masyarakat terutama sektor UMKM, sekaligus menjadi pusat pengembangan ekonomi kerakyatan,” ujar Khofifah dalam keterangan tertulisnya.

Menurutnya, pesantren sekarang ini telah melakukan banyak perubahan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tuntutan masyarakat maupun kebijakan pemerintah berkaitan dengan sistem pendidikan. Dewasa ini, lanjut Khofifah, pesantren juga mengalami pergeseran nilai khususnya berkaitan dengan dunia pekerjaan, dimana saat ini pengembangan kewirausahaan di pesantren sudah menjadi keniscayaan. Salah satunya hadir dalam bentuk koperasi pesantren (kopontren).

Khofifah menuturkan melalui kopontren, konsep ekonomi syariah yang telah tertuang dalam fikih muamalah pun diupayakan dapat diimplementasikan secara nyata di tengah perekonomian modern. “Peran Baitul Maal Wattamwil pondok pesantren juga layak dijadikan alternatif model untuk dikembangkan dalam meningkatkan pemberdayaan usaha kecil menengah di masa mendatang,” pungkas Khofifah.