Paviliun Indonesia menampilkan 17 spesialti kopi terbaik dari berbagai sentra produksi kopi seperti dari Sumatera, Jawa, Sulawesi, Bali, dan Flores.

Ini Lho Yang Berbeda di Trade Expor Indonesia 2016!

[sc name="adsensepostbottom"]

Pameran dagang terbesar di tanah air, Trade Expo Indonesia akan kembali digelar di Jakarta sebentar lagi. Apa yang berbeda dari perhelatan akbar di tahun 2016 ini?

Paviliun Indonesia menampilkan 17 spesialti kopi terbaik dari berbagai sentra produksi kopi seperti dari Sumatera, Jawa, Sulawesi, Bali, dan Flores.
Kopi terbaik Indonesia dari berbagai sentra produksi kopi seperti dari Sumatera, Jawa, Sulawesi, Bali, dan Flores akan ditampilkan di Trade Expo Indonesia 2016.

Trade Expo Indonesia (TEI) akan diselenggarakan untuk yang ke-31 kalinya pada 12 – 16 Oktober 2016 mendatang di JIExpo Kemayoran, Jakarta.

Tahun ini, TEI akan mengusung tema “Indonesia: Source of Natural & Creative Products”, yang akan menampilkan berbagai potensi kreativitas produk Indonesia yang bernilai tambah dan memiliki daya saing dalam berkompetisi di pasar global akan ditampilkan.

“Saat ini, industri kopi dunia tengah gencar mengembangkan specialty coffee. Hampir seluruh kafe dan coffee shop di berbagai negara menyajikan kopi gourmet dan premium. Untuk mempromosikan specialty coffee khas Indonesia yang telah diakui kualitasnya di dunia, TEI 2016 akan menyelenggarakan kegiatan coffee brewing, coffee cupping, dan coffee auction,” jelas Direktur Jenderal PEN Kemendag – Arlinda pada konferensi pers peluncuran TEI 2016 di Jakarta kemarin, Rabu (24/8).

Menurut Arlinda, yang juga berbeda di TEI 2016 ini adalah adanya zona TRENDIST (Trend of Dinamic Islamic Style) seluas 450 m2. Berbagai potensi produk muslim akan ditampilkan, mulai dari fesyen, kriya, interior, hingga makanan halal. Area lain yang dikemas tidak kalah menarik adalah zona Indonesia Design Development Centre (IDDC). Zona itu merupakan ruang pamer khusus bagi produk-produk hasil kolaborasi antara 22 pelaku usaha dengan 11 desainer melalui program Fasilitasi Pendampingan Desain (Designer Dispatch Service/DDS).

Telah disiapkan juga serangkaian kegiatan pendukung penyelenggaraan TEI tahun ini, seperti regional discussion, business counselling, business matching. Selain itu, akan dijadwalkan seminar Trade, Tourism & Investment (TTI) yang menghadirkan narasumber Menteri Perdagangan, Menteri Pariwisata, Kepala BKPM, Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, dan Ketua Umum KADIN Indonesia.

Sementara itu, Ditjen PEN juga akan menerima misi pembelian kayu ringan dari Import Promotion Desk (IPD) Jerman. Sejumlah buyer juga bersepakat untuk menandatangani MoU dengan beberapa perusahaan Indonesia saat TEI 2016 berlangsung. Para buyer tersebut antara lain buyer Amerika Serikat dengan perusahaan furnitur dan seafood, serta buyer Jerman dengan perusahaan mainan anak. Nigeria, Australia, dan Palestina juga sudah menyiapkan rencana penandatangan MoU saat TEI berlangsung nanti.

Tidak hanya dengan buyer dari luar negeri, Ditjen PEN juga mengimbau gubernur di seluruh Indonesia untuk mengajak para pelaku usaha di daerah akreditasi mereka untuk berpartisipasi dan hadir pada TEI 2016.

“Diharapkan melalui TEI, dapat terjadi interaksi dan kerja sama bisnis antara pelaku usaha Indonesia. Dengan demikian, mereka tidak perlu mengimpor bahan baku yang sebenarnya sudah ada di Indonesia. Dari sinilah akan terwujud misi dagang lokal antardaerah di Indonesia,” demikian pungkas Arlinda, Direktur Jenderal PEN Kemendag.