Isu LPPOM MUI Miliki Uang Rp 480 Triliun, Itu Menyesatkan!

[sc name="adsensepostbottom"]

Pengkalian dilakukan atas jumlah sertifikasi halal bukan jumlah produk.

Direktur LPPOM MUI Lukmanul Hakim menepis dugaan yang telah menjadi polemik besar bahwa LPPOM MUI merupakan lembaga terkaya di Indoensia dengan memiliki uang sebesar Rp 480 triliun.

“Saya ditanya oleh KH. Ma’ruf Amin dan Sekjen MUI terkait kebenaran uang tersebut. Alhamdulilah jika ada. Kalau betul uang itu ada, saya akan beli tower-tower di Sudirman dan saya serahkan kepada MUI,” kata Lukman  pada Tasyakuran Milad ke 28 LPPOM MUI di kantor MUI Pusat, Jakarta, pekan lalu.

Tapi nyatanya, lanjut Lukman, tidak seperti itu karena perhitungan yang keluar waktu di RDBU Komisi 8 DPR RI adalah perhitungan yang tidak tepat. Mereka menggangap biaya sertifikasi halal dibebankan kepada perusahaan dari jumlah produk, sehingga ketika menghitung perusahaan itu memiliki 120 produk yang sudah disertifikasi dikalikan 2 juta maka Rp 240 triliun dikalikan menjadi Rp 448 triliun.

Itulah tegas Lukman, sumber perhitungan kesalahan yang selama ini berkembang.  Perhitungan yang dilakukan dengan mengkalikan jumlah produk yang disertifikasi dengan biaya setiap proses sertifikasi itu salah, karena seharusnya pengkalian dilakukan atas jumlah sertifikasi bukan jumlah produk.

“Jadi informasi itu menyesatkan dan tidak benar. Dan jumlah sertifikasi yang ada sebanyak 1.788 tinggal dikalikan saja biaya proses sertifikasi. Begitulah jumlah yang ada di LPPOM bukan triliun,” jelas Lukman.

Saat ini, lanjut Lukman, banyak isu jika proses sertifikasi halal lama, bertele-tele, dan terkesan sangat sulit, terutama mereka yang belum mengajukan proses sertifikasi.

“Standar sertifikasi halal di Indonesia termasuk yang paling tinggi di dunia. Karena MUI menganut prinsip ikhtiar, tapi dengan proses sertifikasi cuma 80 hari dan akan terus ditingkatkan,” ujarnya.

[bctt tweet=”Standar sertifikasi halal Indonesia termasuk yang paling tinggi di dunia!” username=”my_sharing”]

Lukman berharap di Indonesia halal lebih merata dan menyeluruh baik bagi industri besar, kecil, dan mikro. Diharapkan pula gaya hidup halal menjadi karya anak bangsa dalam upaya mendorong peningkatan ekonomi umat.