Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ketiga di tahun ini masih menarik minat banyak investor. Terbukti penawaran yang masuk melampaui angka Rp 10 triliun.

SBSN seri PBS008 mendapat penawaran terbesar dengan jumlah Rp 4,5 triliun. Diikuti oleh SBSN seri SPN-S 11082015 sebesar Rp 4 triliun, PBS007 sebesar Rp 1,72 triliun, dan PBS006 sebesar Rp 1,3 triliun. Penawaran yield terendah yang masuk untuk SPN-S 11082015 adalah 5,84375% dan yang tertinggi 6,65625%. Sedangkan penawaran yield terendah SBSN seri PBS006 adalah 7,21875%, seri PBS007 sebesar 8,09375%, dan seri PBS008 sebesar 6,75 persen. Penawaran yield tertinggi untuk PBS006 adalah 7,90625%, PBS007 adalah 8,375%, dan PBS008 adalah 7,53125%.
Dari penawaran yang masuk hari ini, DJPU pun menyerap sukuk senilai Rp 2,31 triliun, atau melampaui target indikatif yang sebesar Rp 2 triliun. Pemerintah menyerap dana dari lelang tiga seri sukuk, yaitu SPN-S 11082015, PBS006, dan PBS008. Sukuk seri SPN-S 11082015 diserap sebesar Rp 500 miliar dengan tingkat imbalan diskonto dan jatuh tempo pada 12 Agustus 2015. Baca: Penjaminan Pembiayaan akan Dorong Pasar Sukuk
Sedangkan, jumlah nominal yang dimenangkan untuk SBSN seri PBS006 sebesar Rp 965 miliar dengan tingkat imbalan 8,25 persen. Jatuh temponya pada 15 September 2020. Di sisi lain, jumlah nominal yang dimenangkan untuk sukuk seri PBS008 berjumlah Rp 850 miliar yang akan jatuh tempo pada 15 Juni 2016. Tingkat imbalannya sebesar 7 persen. Baca Juga: WOM Finance Tak Pertimbangkan Sukuk Sebagai Sumber Dana
Secara total, dari tiga lelang sukuk yang telah dilaksanakan tahun ini pemerintah telah menghimpun dana sebesar Rp 11,3 triliun. Pada lelang sukuk di bulan Januari 2015 pemerintah telah meraup dana segar sebesar Rp 9,06 triliun. Masing-masing dari lelang sukuk pada 13 Januari 2015 sebesar Rp 6,87 triliun dan pada 27 Januari 2015 sebesar Rp 2,19 triliun.

