sukuk hongkong

Malaysia dan Sukuk Hongkong

[sc name="adsensepostbottom"]
sukuk hongkong
Peter Pang, Deputi Kepala Hongkong Mentary Autorithy. Foto: HKMA

Tak sedikit negara yang belajar ke Malaysia terkait keuangan syariah, khususnya pasar modal syariah. Sebut saja di antaranya Maldives, Rusia, Australia, dan yang terakhir adalah Hongkong. Negeri aktor laga Jackie Chan ini belakangan sering mengisi laman pemberitaan media bertopik keuangan syariah. Hongkong yang sudah terlihat ambisius sejak 2013, mulai menguatkan langkahnya untuk memasuki industri keuangan syariah global. Lagi-lagi, Malaysia “menemani” upaya Hongkong ini.

Sebuah konferensi gabungan dilakukan Otoritas Moneter Hong Kong (HKMA) Bank Negara Malaysia (BNM) pada 14 April 2014. Konferensi mengundang komunitas bisnis dan keuangan baik yang berbasis di Hong Kong maupun China. Tujuannya, meningkatkan apresiasi kalangan bisnis dua negeri tersebut terhadap ekonomi syariah pada umumnya dan sukuk pada khususnya.

Dikutip dari siaran pers bersama HKMA dan BNM, konferensi ini mempertemukan antara regulator dan pemimpin pasar dari Hong Kong dan Malaysia. Sehingga bisa mendiskusikan dan membahas berbagai isu yang terkait pasar keuangan syariah pada umumnya, dan sukuk pada khususnya.

Dalam pidato pembukanya, Peter Pang, Deputi Kepala HKMA mengatakan, “Dengan menyiapkan kerangka perpajakan untuk sukuk, platform keuangan Hongkong siap untuk penerbitan sukuk. Kami sangat menyarankan entitas lokal dan asing untuk memanfaatkan platform keuangan syariah Hongkong untuk menerbitkan sukuk di sini. Untuk memelopori pasar sukuk di Hongkong, kami sedang bekerja dengan Pemerintah untuk menyiapkan penerbitan perdana sukuk negara di bawah Program Surat Utang Negara untuk mendorong pengembangan pasar sukuk di Hongkong.” Ia menambahkan, “Kami sangat mengapresiasi kemitraan dekat kami dengan Malaysia dalam membangun keuangan syariah dan berharap peluang kerjasama lainnya di masa depan.”

Sukuk Hongkong
Deputi Gubernur Bank Negara Malaysia (BNM), Muhammad Ibrahim. Foto: HKMA

Mengajarkan Hongkong Keuangan Syariah
Deputi Gubernur Bank Negara Malaysia, Muhammad Ibrahim menyatakan, Konferensi perdana antara kedua negara adalah langkah penting. Khususnya untuk meningkatkan kerjasama dan memperdalam hubungan keuangan Islam antara Malaysia dan Hong Kong.

Malaysia, kata Muhammad Ibrahim, “Bisa berbagi keahlian dalam penataan, pengelolaan, dan distribusi sukuk. Selain itu memberikan rekomendasi terkait hukum dan bisnis syariah”. Ia juga menyampaikan kalau Hongkong perlu mengadopsi standar internasional dan belajar dari berbagai pasar syariah yang baru tumbuh.

Begitu juga dengan platform pemerintah untuk memfasilitasi transaksi industri syariah. Tentu saja hal ini agar meningkatkan rasa percaya investor untuk menanam modal di Hongkong. Konferensi dihadiri sekitar 200 peserta, merentang dari pembuat kebijakan, regulator, korporasi, lembaga keuangan, manajemen investasi, firma hukum, dan pemangku kepentingan lainnya dari Hongkong, Malaysia, dan negara lain.

Konferensi ini adalah lanjutan dari Forum Bersama untuk Keuangan Syariah yang diadakan Hongkong dan Malaysia pada Desember 2013. Pertemuan berikutnya akan digelar pada paruh kedua tahun ini di Kuala Lumpur.

Jembatan ke China Daratan
Setelah melegislasi undang-undang sukuk pada Maret 2014, Hongkong akan segera menerbitkan debut sukuk perdananya. Dilansir oleh Reuters, Pemerintah Hongkong berencana menerbitkan sukuk sebanyak-banyaknya USD 1 miliar tahun ini.

Sukuk Hongkong akan dipasarkan kepada lembaga-lembaga internasional seperti manajemen investasi, dana pensiun, dan perbankan. Seagai underlying assets, akan digunakan properti BUMN-BUMN Hongkong. Sukuk Hongkong ini akan ddaftarkan di Hongkong dan beberapa pusat keuangan Islam besar.

Debut sukuk di Hongkong akan mendorong posis keuangan syariah di kawasan ini. Sekaligus menjadi jembatan bagi investor Timur Tengah untuk masuk ke China daratan dan Asia Tenggara.

Sebelumnya, Inggris juga menyatakan akan menerbitkan sukuk. Perdana Menteri David Cameron mengatakan tahun lalu bahwa Inggris Raya berniat menerbitkan sukuk senilai 200 juta pondsterling atau USD335 juta, sementara Luxembourg menyatakan akan menerbitkan juga di sekitar 200 million Euro atau USD275 juta