Riau menjadi destinasi ketiga wisata syariah Indonesia dalam buku panduan Indonesia As Moslem Friendly Destination.
Sejarah Islam di Riau dimulai di daerah Kuntu-Kampar. Wilayah ini merupakan daerah di Riau Daratan yang pertama kali berhubungan dengan pedagang Islam. Dari sana, Islam kemudian menyebar ke Kuantan dan Indragiri. Masuknya Islam ke Indragiri dibawa oleh ulama bernama Sayed Ali al-Idrus. Jalur-jalur yang dilaluinya adalah dari Hadramaut singgah di Samudra Pasei, dan sampai di kota Air Bangis. Kemudian menuju ke Kerajaan Siak dan Pelalawan.
Budaya
Budaya Riau didominasi oleh budaya Melayu karena mayoritas penduduk Riau adalah suku Melayu. Ada pula suku yang dilindungi seperti suku Sakai yang hidup dan berkembang di dalam hutan. Salah satu upacara adat yang terkenal di Riau adalah Balimau Kasai untuk menyambut bulan Ramadhan. Acara ini biasanya dilaksanakan sehari sebelum puasa sebagai ungkapan rasa syukur dan simbol penyucian dan pembersihan diri.

Kerajinan tangan di Riau antara lain tenunan Siak yang mempunyai motif khas dan kerajinan anyaman yang dibuat dari daun pandan, daun rasau, rumput laut, batamg rumput resam, rotan, daun kelapa, daun nipah, dan daun rumbia. Hasil anyaman ini berupa bakul, sumpit, ambung, katang-katang, tikar, kajang, atap, ketupat, tudung saji, tudung kepala, dan alat penangkap ikan. Bila Anda ingin wisata belanja maka dapat mengunjungi Pasar Bawah, pasar tradisiomal dan pasar terapung di Tembilahan.
Wisata Alam
1. Danau Pulau Besar
Terletak di Desa Zamrud, kecamatan Siak Sri Indrapura. Kondisi danau maupun hutan di sekitarnya berstatus Suaka Marga Satwa karena masih terdapat berbagai jenis satwa dan tumbuhan langka.
2. Taman Nasional Bukit Tiga Puluh
Kawasan ini merupakan peralihan antara hutan rawa dan hutan pegunungan. Bukit Tiga Puluh merupakan hamparan perbukitan yang terpisah dari rangkaian pegunungan Bukit Barisan dan berbatasan dengan provinsi Jambi.
3. Pantai Rupat Utara Tanjung Medang
Pantai berpasir putih ini berlokasi di kecamatan Rupat Utara, Pulau Rupat. Kawasan pantai ini terdiri atas Tanjung Medang, Teluk Rhu dan Tanjung Punak dan berhadapan langsung dengan kota Dumai.
4. Air Terjun Aek Martua
Terletak di kecamatan Bangun Purba, kabupaten Rokan Hulu. Aek Martua merupakan air terjun bertingkat-tingkat, sehingga sering pula disebut air terjun tangga seribu. Lokasinya dapat ditempuh melalui darat. Kira-kira dua pertiga dari bawah air terjun ini terdapat kuburan pertapa Cipogas.
5. Sungai Kampar
Di sungai ini terdapat gelombang dahsyat yang dapat ditunggangi para peselancar. Gelombang yang menjadikan Sungai Kampar populer adalah Gelombang Bono yang terjadi saat bulan purnama (kisaran Agustus-September), dimana air laut mengalir masuk dan bertemu dengan air sungai Kampar dan terjadi gelombang yang tingginya bisa mencapai 4-6 meter. Sungai ini ada di desa Pulau Muda, kecamatan Teluk Meranti, kabupaten Pelalawan.
6. Hutan Suaka Marga Satwa Kerumutan
Kawasan konservasi ini berlokasi di kecamatan Kerumutan. Secara administratif melebar melaluia dua kabupaten, yaitu kabupaten Pelalawan dan Indragiri Hulu. Kawasan suaka margasatwa yang telah ditetapkan UNESCO sebagai salah satu jaringan cagar biosfer ini dihuni beragam jenis flora dan fauna khas hutan dataran rendah.
Wisata Religi
1. Masjid Raya Pekanbaru
Masjid yang didirikan pada 1762 ini menjadi bukti Kerajaan Siak pernah berdiri di kota ini pada masa pemerintahan Sultan Abdul Jalil Muazzam Syah dan Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam. Masjid ini berada di Jalan Mesjid No 13, kampung Bandar, kecamatan Senapelan, Pekanbaru.
2. Makam Marhum Bukit dan Makam Marhun Pekan
Makam dua tokoh besar pendiri kota Pekanbaru ini masih berada dalam areal kompleks Masjid Raya Pekanbaru. Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah (Mahrum Bukit) adalah sultan yang memindahkan Kerajaan Siak dari Mempura ke Bukit Senapelan. Sementara, Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah (Mahrum Pekan) adalah sultan yang berhasil mengembangkan pembangunan Siak dan menjadi cikal bakal berdirinya kota Pekanbaru saat ini.
3. Masjid Raya Syahabuddin
Masjid yang didirikan pada 1926 ini merupakan saksi sejarah hadirnya Kerajaan Melayu Islam di Siak Sri Indrapura, Riau. Masjid yang berada di pinggir Sungai Siak di kecamatan Siak Sri Indrapura, kabupaten Siak, ini memiliki perpaduan arsitektur Timur Tengah dan Melayu.
Wisata Heritage
1. Istana Siak Sri indrapura
Kerajaan Siak adalah kerajaan melayu Islam terbesar di Riau yang masa kejayaannya terjadi pada abad 16-20. Kompleks istana yang berada di kabupaten Siak ini dibangun oleh Dultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin pada tahun 1889 dan diberi nama Assirayatul Hasyimah.
2. Benteng Tujuh Lapis
Benteng tanah yang ada di daerah Dalu-dalu, kecamatan Tambusai, kabupaten Rokan Hulu, ini dibuat oleh masyarakat Dalu-dalu pada masa Perang Paderi atas petuah Tuanku Tambusai. Di sekitar daerah Dalu-dalu ini juga terdapat beberapa benteng yang disebut Kubu.
Transportasi
Pintu masuk utamanya adalah Bandar Udara Internasional Sutan Syarif Kasim II yang berada di kota Pekanbaru. Anda dapat menggunakan penerbangan domestik langsung menuju Riau yang terdapat di Jakarta, Medan dan Batam. Sementara penerbangan internasional datang dari Kuala Lumpur dan Singapura.

