Mengapa Banyak Partai Islam Gagal? – Analisa Modalitas Sosial – Hendrajit

Modal sosial atau gotong royong bukanlah sekadar tolong menolong tapi saling menguatkan, saling mengisi kelemahan dan berbagi keunggulan untuk menyatu dalam satu cita-cita sosial bersama. Di sinilah, modalitas sosial menjadi penting,

Organisasi yang dibangun dengan modalitas sosial, yaitu ideology yang jelas, jaringan yang tersusun,dan komunitas, akan melahirkan masyarakat sipil yang kuat. Pun di politik, partai politik harus memiliki ideology dan basis sosial serta kulturalnya yang kuat.

Di Indonesia, yang kita melihatnya, ada kepentingan apa, bersama ujug-ujug buat partai. Tanpa kematangan atau kesatuan cita-cita. Maka tak heran, jika satu tahun dua tahun bubar.

Yang harus dibuat adalah ideologinya dulu, gagasan, bisa juga imajinasi. Maka ada istilah popular _imagine community_. Setelah ide disepakati dan diinternalisasi, jaringan pun disusun, terbentuklah komunitas.

Kita bisa belajar dari bagaimana Hugo Chaves membentuk barisannya dulu, majelis rakyat yang di luar kepartaian. Majelis ini adalah basis sosialdan kulturalnya yang kuat. Di Indonesia, ada Golkar yang dengan ideologi pembangunanisme ala orde baru, mampu bertahan hingga sekarang.

Modal sosial menjadi penting bagi partai politik, termasuk partai politik Islam. *Berlaku juga bagi gerakan di luar kepartaian. Jadi, kalau mau merevolusi sebuah bangsa, pastikan modalitas sosialnya sudah cukup kuat.*

Saksikan dua video soal modalitas sosial yang menjadi relevan dengan pandemi corona, kekecewaan terhadap rezim saat ini, dan daya tawar ekonomi politik rakyat saat ini bersama *Hendrajit, pengaji geopolitik Global Future Institute (GFI) yang juga wartawan senior*.

Part 1 =

Part 2 =