Masing-masing wilayah menyiapkan minimal 1000 hektar lahan pertanian untuk sembilan komoditas.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop & UKM) Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga meninjau kesiapan Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Baitul Tanwil Muhammadiya (BMT) di kota Bandarlampung, Provinsi Lampung, Jumat (16/12).
Pada peninjauan ini, Menkop & UKM Puspoyoga didampingi Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kemenkop dan UKM I Wayan Dipta.
Dalam sambutannya, Puspoyoga menegaskan, bahwa program Kluster Pertanian untuk ketahanan pangan nasional harus sudah berjalan pada awal 2017 mendatang.
“Untuk tahap awal, kita siapkan lima ‘prototype’ di wilayah Sukabumi, Banyumas, Demak, Jawa Timur, dan Lampung. Masing-masing wilayah itu menyiapkan minimal 1000 hektar lahan pertanian untuk sembilan komoditas, terutama padi. Tahun 2017 saya harap program awal Kluster Pertanian ini bisa segera berjalan”, kata Puspoyoga dalam keterangan resminya yang diterima MySharing, Jumat (16/12).
Puspayoga menjelaskan, program kluster pertanian ini menggunakan dana dari Pertamina melalui dana PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan). Masing-masing wilayah per 1000 hektarnya akan mendapatkan dana Rp13,4 miliar, yang dipergunakan untuk membeli bibit, pupuk, dan pasca panen. ”
“Masing-masing petani akan mendapatkan ongkos produksi sebesar Rp 2,2 juta perbulan. Dan setiap panen, petani juga akan mendapatkan Rp 11 juta per hektar. Bayangkan saja, bila per 1000 hektar digarap oleh 2400 petani, maka ini merupakan program Padat Karya”, ungkapnya.
Dengan program padat karya seperti itu, lanjut Puspayoga, maka bisa dipastikan Indonesia bisa lepas dari belitan impor pangan. Selanjutnya, tingkat kehidupan para petani pun akan terangkat, karena tidak lagi berurusan dengan rentenir.
Pada kesempatan ini, Puspoyoga mengajak membandingkan, jika kita akan membeli gabah panen seharga Rp 4500 tanpa potongan apa-apa, sementara kalau dijual ke Bulog dihargai sebesar Rp 3700 ditambah potongan-potongan. Petani bisa mendapatkan harga bagus karena memang dirancang untuk efisien dan memiliki nilai tambah sejak masa tanam hingga masa panen. Pasarnya sudah ada, juga teknologinya.
Oleh karena itu, Puspoyoga, berharap program kluster pertanian ini bisa segera berjalan di Lampung. “Saya berharap segera diurus segala persyaratan administrasinya. Karena, setelah lima wilayah ini berjalan bagus, berikutnya adalah membangun 60 Kluster Pertanian di wilayah lainnya di seluruh Indonesia”, tukasnya.

