Nasib Ekonomi Indonesia Pasca Pandemi Covid-19

Pasca Pandemi Covid-19: Perlunya Penguatan Arah Kebijakan Inward Looking

Pada Sabtu, 9 Mei 2020, Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (AFEB) Perguruan Tinggi Muhammadiyah/Aisyiyah (PTMA) menggelar Curah Gagasan secara online dengan mengambil tema: *“Nasib Ekonomi Indonesia Pasca Pandemi Covid-19”*. Dalam diskusi itu, Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Sc sebagai Keynote Speaker dan dengan Narasumber: Dr. Nazarudin Malik (Unmuh Malang), Prof. Dr. Anton Agus Setyawan (UM Surakarta), Dr. Sentot Imam Wahjono (UM Surabaya), Dr. Hardi Winoto (UM Semarang), Dr. Sigit Hermawan (UM Sidoarjo), dan Abdul Ma’ruf, M.Si (UM Yogyakarta, dengan moderator Dr. Mukhaer Pakkanna (Rektor ITB Ahmad Dahlan Jakarta/Ketua AFEB PTMA). Acara dihadiri sekitar 101 peserta dari berbagai kalangan akademisi dan praktisi bisnis.

Dari keterangan tertulis Dr. Mukhaer Pakkana (Rektorb ITB Ahmad Dahlan Jakarta) yang diterima MySharing, Senin (11/5), beberapa pokok pemikiran berkembang dan menjadi rekomendasi dalam diskusi yakni:

Pada masa pandemik Covid-19 ini, semua Negara berorientasi pada kebijakan inward looking (melihat ke dalam masing-masing negaranya). Secara umum, cenderung terjadi de-globalisasi dan kebijakan substitusi impor. Sehingga penguatan basis ekonomi domestik, misalnya, pembenahan usaha ultra-mikro, mikro, usaha kecil, menengah, dan koperasi menjadi tidak terelakkan. Bahkan, penguatan ketahanan ekonomi keluarga menjadi basis produksi riil kegiatan ekonomi rakyat harus menjadi skala prioritas untuk diafirmasi oleh pemerintah. Secara regional, perlu pula penguatan basis-basis unggulan produk daerah. Setiap daerah harus mampu menggali keunggulan, kapasitas dan daya saing daerahnya.

Karena itu, kebijakan pemerintah tidak semata memikirkan menguatkan daya beli rakyat di sisi konsumsi, tapi juga harus memperhatikan perbaikan kualitas produksi, distribusi dan pemasaran usaha rakyat. Sesungguhnya, kebijakan seperti itu sudah cukup lama menjadi perhatian dan usulan para akademisi. Namun, dengan adanya pademik Covid-19, menjadi tamparan dan pelajaran berharga bagi Pemerintah bahwa perlu perombakan fundamental atau pergeseran paradigma kebijakan (shifting paradigm). Jika tidak, maka momentum wabah ini akan berjalan mubazir (rugi), tidak ada the new normal dalam aktivitas ekonomi pasca Covid-19.

Perlu perubahan paradigma ekonomi agar kita selamat di era #TheNewNormal Indonesia Click To Tweet

Fakta menujukkan, bahwa di tengah masa pandemik Covid-19 terutama pada kuartal pertama 2020, pertumbuhan ekonomi hanya 2,97% atau angka tersebut merupakan pertumbuhan kuartalan terendah sejak 2001. Bahkan, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tumbuh minus 0,02%. Rendahnya pertumbuhan sektor ini karena kontraksi pada sub sektor tanaman pangan 10,31%.

Ini tandanya apa? Kebijakan pemerintah memang tidak pernah serius memperhatikan sektor-sektor yang kontraksi di atas. Padahal sektor-sektor tersebut berbasis usaha rakyat dan perdesaan.