Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) telah menjelang di tahun depan. Sepuluh negara yang tergabung dalam ASEAN ini akan menjadi pasar tunggal yang terintegrasi di berbagai sektor, termasuk sektor perbankan.

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mulya E Siregar, mengatakan setiap bank yang ingin penetrasi ke negara ASEAN lainnya harus memiliki kriteria sebagai ASEAN qualified bank, dimana bank yang termasuk dalam kategori ini akan diperlakukan layaknya bank lokal. Namun saat ini standar ASEAN qualified bank sendiri masih dikaji.
Mulya mengutarakan bahwa diskusi mengenai penetapan standar ASEAN qualified bank dan regulasi mengenai operasional bank asing di wilayah negara ASEAN masih terus berlangsung, terutama mengenai penerapan resiprokal (persamaan perlakuan). “Jadi harus ada asas resiprokal, misalnya ketika ada tiga bank yang mau masuk kesini, harus ada juga tiga bank dari Indonesia di negara itu,” ujar Mulya.
Sejauh ini, menurutnya, bank asal Indonesia belum mendapat perlakuan sama dari negara-negara jiran. Ia menyontohkan bank-bank asal negara ASEAN yang beroperasi di Indonesia diperbolehkan untuk menerima simpanan dalam mata uang rupiah, sedangkan di Malaysia misalnya, bank asing tidak dibolehkan mengelola simpanan dengan mata uang ringgit. Bank Muamalat yang telah memiliki kantor cabang di Kuala Lumpur pun dibatasi menerima simpanan dana pihak ketiga hanya dalam bentuk dolar atau rupiah. Baca Juga: Perkuat Industri Keuangan Syariah Jelang MEA
Mulya menuturkan bank asing yang ingin masuk ke Indonesia pun akan dibatasi, namun bukan berarti Indonesia anti akan bank asing. “Jadi tidak seenaknya masuk kesini. Bank asing boleh masuk tapi punya expertise apa? Kalau konsumtif ngga usah, kita juga punya. Kalau mereka punya keahlian di pertambangan, pertanian atau infrastruktur, mereka boleh masuk,” tukas Mulya.
Ia menambahkan saat bank asing lain ingin masuk ke Indonesia, OJK akan mengarahkan bank tersebut untuk membiayai ke sektor-sektor pembiayaan yang pangsanya masih rendah, seperti pertambangan, pertanian atau infrastruktur. “Jadi dalam menerima bank asing ini harus diarahkan,” katanya.
Asia Tenggara yang berpopulasi 620 juta jiwa memang sebuah pasar potensial dan menjadi blok ekonomi yang penting. Secara total, Asia Tenggara punya produk domestik bruto (PDB) sebanyak 2,32 triliun dolar (3,3 persen dari total PDB seluruh dunia) dan ekspor yang mencapai 1,2 triliun dolar (hampir 7 persen dari total ekspor seluruh dunia).
Dari sisi jumlah penduduk, Indonesia punya populasi penduduk terbesar dengan 245 juta jiwa, diikuti oleh Filipina (100 juta jiwa), Vietnam (89 juta jiwa), Thailand (68 juta jiwa), Myanmar (64 juta jiwa), Malaysia (30 juta), Kamboja (15 juta jiwa), Laos (6.6 juta jiwa), Singapura (5.3 juta jiwa), Brunei Darussalam (400 ribu jiwa). Rata-rata pendapatan per kapita warga ASEAN adalah 3.603 dolar AS.

